RezekiJodoh Maut Sudah Diatur Oleh Allah Ini Aturannya Ada beberapa perusahaan atau tempat yang begitu ketat sampai tidak ada waktu untuk bisa sholat fardhu. Status Baik 1. Artikel Ucapan Ulang Tahun Perusahaan 6 April 2022. Arti Kata Safe Flight 6 April 2022; Aku Ingin Menangis Ya Allah 6 April 2022; Akun Ff Ke Ban 6 April 2022; Akun

Rezeki Seseorang Telah Diatur Tuhan - Rezeki sudah diatur Tuhan. Banyak dari kita yg merasa khawatir jika kita selamanya menjadi miskin, padahal sebetulnya menjadi miskin itu tak harus ditakutkan. Kita sebaiknya jangan khawatir, rezeki seseorang telah ditentukan & ditetapkan oleh Allah SWT sejak dari awal kita lahir. Nah yang jadi pertanyaan dasar kita apakah rezeki sudah diatur allah? & apakah rezeki sudah ditentukan oleh Allah? dan bagaimana cara menggapai rezeki allah? Rezeki jodoh maut sudah diatur oleh allah, Allah sendiri yg telah mengatakan demikian, sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak mempercayai kata-kata yg diucapkan langsung oleh pemilik semesta alam. Walau begitu, bukan berarti kita dapat begitu dengan enaknya menantikan rezeki yg akan datang, sebab nyatanya rezeki sudah ditentukan oleh Allah dan baru bakal datang apabila kita yg datang untuk menjemputnya. Baca Juga Berita gembira, umat islam dijamin masuk surga! Dalil rezeki sudah ditentukan dalam surat Huud ayat 6. Jelas saja, sebab ayat ini merupakan ayat yg paling membahas semuanya, dimana isi dari ayatnya ialah bahwa semua makhluk yg bernyawa di Bumi telah dijaminkan oleh Allah rezekinya. Allah juga mengenal tempat tinggal & penyimpanan rizki tersebut, dimana semuanya telah tertulis dalam kitab yg bernama Lauh Mahfuz yg tugasnya ialah untuk mencatat semuanya. Kata Rezeki berasal dari bahasa arab ar-rizqu yg akarnya dapat ditelusuri sampai kata razaqa. Razaqa ini dengan cara bahasa dapat berarti memberi maupun pemberian, dimana menurut al-Baydhawi & Razi ar-rizqu dapat berarti juga sebagai al-hazhu, porsi untuk seseorang yg di dalamnya tidak ada bagian untuk orang lain lagi. Menurut Ibn Abdis Salam, ar-rizqu dapat berarti sebagai apapun yg sanggup dibergunakan untuk orang tersebut. Dari kata awalnya juga dapat diambil keputusan bahwa manusia haruslahnya jangan khawatir, rezeki manusia sudah ditentukan & ditetapkan oleh Allah SWT. Rezeki adalah ketentuan allah Terbukti segala macam yg berhubungan dengan rezeki sudah diatur oleh Allah swt dari sejak awal makhluk tersebut diciptakan, tapi bukan berarti rezeki tadi bakal datang menemui targetnya tanpa si sasaran berusaha apa-apa. Sebab hal ini juga, dalam Islam ada yg disebut sebagai “Ikhtiar” yg artinya secara bahasa berarti memilih. Menurut istilah, ikhtiar berarti seseorang telah memilih untuk mengerjakan sesuatu & mengerahkan segenap tenaganya demi mencapai apa yg ia inginkan, andalan yg dirinya miliki untuk sesuatu yg berkualitas di dunia maupun yg berkualitas di akhirat. Firman Allah tentang rezeki Perintah untuk berikhtiar demi menjemput rezeki telah tertulis di dalam Al-Qur’an, cocoknya pada surat al-Jumu’ah ayat 10. Ayat tersebut mengatakan apabila seseorang telah shalat & berdoa sekuat tenaga, maka mereka haruslah segera menyebar di seluruh pelosok bumi untuk mencari karunia yg datang langsung dari Allah SWT. Allah juga menyarankan mereka untuk mencari banyak karunia supaya dapat beruntung. Apabila bukti dalam Al-Qur’an masih anda ragukan bagi seseorang yg ingin memperoleh rezeki dari Allah SWT, maka ada dalil rezeki sudah ditentukan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari dari Zubair bin Awwam radhiallah. Hadits tersebut mengatakan mengenai apabila seseorang manusia mengangkat tali yg dipakai untuk mencari kayu bakar kemudian menjualnya & Allah mencukupi ia dengan hasil penjualan tadi, maka hal tersebut jauh lebih baik daripada ia haruslah berkeliling di suatu tempat & meminta-minta terhadap orang terlepas dari dibagikan ataupun tidaknya uang yg ia minta-minta tadi. Ia juga seharuslahnya jangan khawatir, rezeki seseorang telah ditentukan & ditetapkan. Baca Juga Studi Terungkap, Kotoran Manusia Bisa Diolah Jadi Emas! Nah itulah artikel tentang rezeki sudah ditentukan waktunya, semoga kamu dapat lega dan dapat berusaha lebih keras dalam memperoleh rezeki, karena rezeki Allah yang mengatur dan rezeki adalah ketentuan allah.

byRestu 5 bulan yang lalu. Ciri-Ciri Kalau Dia Adalah Jodoh Kita - Setiap sepasang kekasih yang saling jatuh cinta pasti akan berusaha untuk melanjutkan perjalanan kisah cintanya ke arah yang lebih serius, yaitu pernikahan. Setiap orang yang bisa melakukan pernikahan dengan kekasihnya yang sudah dicintainya pasti akan bahagia. Rezeki Jodoh Maut Sudah Diatur Oleh Allah – Setiap manusia tentu menginginkan kehidupan yang terbaik, tidak ada yang lain dengan ekonomi, namun sebenarnya Allah swt telah mengaturnya dengan ketika ada manusia yang diciptakan Tuhan di dunia ini, prasyaratnya sangat sedikit untuk hidup di dunia ini, misalnya makan semuanya tidak cukup, tempat tidurnya tidak layak, dan intinya hilang. Padahal, semuanya diatur oleh para pejabat, mereka tidak merasakan nikmatnya harta, tapi justru mereka merasakan apa yang disebut kebahagiaan, yaitu bisa berkumpul, makan bersama dengan apa yang mereka yang Tuhan rencanakan pasti adalah hal yang baik dan kita harus mensyukuri apa yang telah Tuhan rencanakan, yang selalu Engkau berikan kepada kami di dunia ini. Dan ketika kita merasa ada masalah dalam hidup di dunia, jadilah pribadi yang kuat, selalu baik bersyukur dan jangan pernah menyalahkan tuhanmu Agar Enteng Jodoh, Cepat Mendapatkan Pasangan Hidup, Didekatkan Dengan Orang Yang BaikKonten di situs web ini adalah konten yang ditulis oleh pengguna. Tanggung jawab atas konten sepenuhnya berada pada pengguna/penulis. Webmaster tidak bertanggung jawab atas apa yang mungkin timbul dari publikasi artikel di situs ini, tetapi siapa pun dapat mengirimkan surat keluhan yang akan ditindaklanjuti oleh pengelola semampunya. Pengelola website berhak membatalkan tampilan artikel, menghapus artikel hingga menutup akun penulis jika ada konten yang seharusnya tidak ditampilkan di website nyata tidak hanya berupa uang; Dapat memiliki teman yang baik dan mengundang kebaikan, kenyamanan dan terhindar dari penyakit dan bahaya dll. . Artikel yang bagus, sukses terus dan barakallahPlatform blogging khusus untuk guru, profesor, atau profesor tidak berpendidikan lainnya. Dipersembahkan oleh Pustaka Media Guru bekerja sama dengan Bimadigital PT BIMA DIGITAL INDONESIA sebagai pengembang dan penyedia teknologi yang digunakan oleh platform 12 September 2022 1257 12 September 2022 1257 Diperbarui 12 September 2022 18020 .Buku Jika Tuhan menyediakan sumber daya manusia, mengapa kita harus bekerja?Antara Rezeki, Jodoh Dan AjalAda tiga rahasia hidup yang Allah sembunyikan dari hamba-Nya. yaitu pemeliharaan, pasangan dan kematian. Ketiga hal ini adalah hal yang tidak akan pernah kita ketahui. Dengan siapa jodoh kita, dimana dan kapan, Allah yang pegang kendali. Bahkan jika ada kematian, di mana dan kapan hanya Allah yang tahu. Semuanya diputuskan oleh Tuhan di kerajaan azalea. Selain itu, soal pemeliharaan, Tuhan telah menetapkan tujuan untuk setiap kita. Tergantung bagaimana kita meminta, mencari dan berusaha menjalani kehidupan, setiap manusia membutuhkan kekayaan yang melimpah. Orang-orang berlomba-lomba untuk mencapai segalanya agar bisa disebut lebih kaya. Dan kekayaan sering digunakan sebagai standar pemeliharaan. Harta melimpah, mobil mewah dan rumah mewah adalah deretan kekayaan yang sering dijadikan definisi pemeliharaan. Padahal, hidup bahagia, sehat, dan damai adalah kekayaan yang tiada tara, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan di bumi yang penuh dengan kebutuhan menuntut manusia untuk bekerja. Tuhan tidak memberi, mengapa kita harus bekerja? Karunia Tuhan sudah lebih dari cukup, hanya saja keinginan kita terlalu banyak untuk memenuhi keinginan ulama berkata bahwa didikan yang terbaik bukanlah harta melainkan kedamaian, pikiran yang cerah, tubuh yang kuat, pikiran yang bersih, pikiran yang jernih, permohonan seorang ibu, cinta seorang ayah, saudara kandung, canda tawa. Anak-anak, perhatian teman. dan kawan kawan. Kacang polong. Cinta untuk Pekerjaan Baik Dan Membuka Pintu RezekiMohammad Iqbal mengatakan dalam bukunya Reconstruction of Religius Thought in Islam bahwa kebangkitan tasawuf merupakan protes diam-diam terhadap kekuatan politik elite, ketidakadilan sosial dan dogma-dogma agama yang cenderung formal dan kering. Bahkan, Iqbal menilai para sufi berhasil menyelamatkan warisan spiritual Islam sejak ditinggalkan ini pemahaman kita tentang sufi adalah tentang ahwal dan maqamat. Posisi spiritual yang harus dilalui oleh para musafir spiritual sebelum mencapai akhir perjalanannya. Taubat, wara’, zuhd, faqr, sabr, tawakkal dan ridha adalah rangkaian yang harus al-Muhasibi, seorang ulama yang ahli dalam berbagai mata pelajaran, menulis kitab al-Makasib. Meskipun beliau adalah seorang ulama yang ahli tasawuf, beliau juga menulis kitab-kitab fiqh namun dengan gaya tasawuf. Tidak mengherankan jika melalui buku ini beliau tidak hanya berbicara tentang fiqh tetapi juga mengandung nilai-nilai tasawuf. Misalnya ketika membahas masalah wara dan ajaran ulama salaf tentang unsur-unsur yang benar ulama sufi menghindari hal-hal yang syubhat, apalagi hal-hal yang haram. Makan hal-hal yang dipertanyakan dapat mengeraskan hati. Darah yang mengalir dalam tubuh mengundang hal-hal yang dilarang oleh Hadiah Umrah Jalan Sehat Pwi Peduli, Doa Guru Paud Ini TerkabulImam al-Muhasibi mengeksplorasi nasehat untuk mendapatkan makanan halal dan menjalani hidup yang diberkati, Syariah Alasan mengapa kita perlu mencari nafkah, motivasi untuk bekerja dengan Ibadah yang layak. Padahal, jika karya dunia itu beritikad baik, maka akan memiliki nilai ukharawi. Terserah masing-masing orang untuk mengubah usaha tersebut agar memiliki nilai ini tidak hanya membahas kiat-kiat mencari uang, tetapi juga menghadirkan pendapat para ilmuwan yang tidak merekomendasikan pekerjaan. Bahkan, seorang peneliti mengatakan bahwa mencari nafkah adalah ilegal. Karena bekerja adalah bagian dari kekufuran terhadap jaminan Allah bahwa setiap manusia dilahirkan dengan banyak teks yang mendorong umat manusia untuk bekerja. Baik dari Quran maupun hadits. Sedikit orang yang berdalih bahwa Tuhan mengatur rezeki seluruh umat manusia, sehingga tidak perlu mengganggu pekerjaan. Perawatan datang secara alami dan tidak perlu dicari. Jika Allah telah menjamin keutamaan bagi mereka yang bekerja, dan Nabi telah memberikan nasehat, Pekerjaan ini dapat mendekatkan hati kepada Allah dan meningkatkan nilai ibadah.70-71Jika bekerja berarti mendapatkan kekuatan bagi penggembala, upah yang diterimanya adalah nilai lebih. Nyatanya, orang seperti itu menghindari kebosanan dan kebosanan. Karena yang mereka inginkan adalah reward, bukan hanya Rezeki Dan Maut Sudah Allah Atur. Terus Apa Yang Harus Kita Lakukan?“Barang siapa yang mengejar kehidupan dunia secara halal dan bertekad menjaga kehormatannya dari mengemis, menafkahi keluarganya dan membantu tetangganya yang membutuhkan, kelak di hari kiamat wajahnya akan seperti bulan purnama. Sebaliknya, orang yang mencari dunia dengan cara yang halal, tetapi dengan niat menimbun harta, suatu saat akan menemui Allah dengan syarat yang membenci-Nya.” 74Allah menyediakan makanan sesuai dengan kehendak-Nya. Dia mengangkat orang secara tak terduga. Mintalah makanan kepada Allah al-ankabut 17. Sementara orang memiliki keinginan untuk berbuat baik. Merupakan kewajiban untuk mencoba dan mencoba untuk menerapkan kondisi yang mungkin terjadi pemeliharaan. Allah tidak menanyakan apakah makanan itu datang atau tidak, yang diminta adalah usaha dan amal si untuk mencari makanan. Oleh karena itu, Allah menjelaskan apa yang halal dan apa yang berharap dengan adanya buku ini dapat mengangkat semangat kami untuk mengabdikan rezeki, mengubah niat hati yang semula ingin kaya menjadi dekat dengan Tuhan, bahkan dalam berbagi makanan. Namun, alangkah baiknya membaca teks langsung dalam bahasa Arab untuk meningkatkan semangat kita dalam membaca klasik. “Dan tidak ada yang merayap di muka bumi, tetapi Allah adalah Pemelihara rizkinya, dan Dia mengetahui di mana itu dan di mana disimpan. Semuanya tertulis di Kitab yang benar “Allah telah meluaskan rezeki kepada hamba-Nya, dan Dia membatasinya masih kepadanya. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu.” Al-Ankabut 62.Allah Is Number One Pelajaran Dari Tuhan allah Melalui AlamDua ayat di atas menjadi pedoman kita sebagai hamba-Nya agar kita semua yakin bahwa makanan kita dijamin oleh Allah. Masalahnya, apa dan bagaimana kekayaan bisa selalu bersama kita dan tidak sulit untuk diraih?Padahal kita semua tahu bahwa nafkah, istri dan kematian adalah hak mutlak Allah. Lantas bagaimana cara kita membuka rahasia perawatan agar kita tidak diliputi kesulitan demi kesulitan?Jika kita telusuri dalam Al-Qur’an, kita akan mendapatkan makna rezeki sebagai segala sesuatu yang bermanfaat, manjur bagi setiap hamba-Nya dan dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan. Harta juga merujuk pada pemberian, pemberian atau hadiah dari Allah SWT kepada kata lain, gizi adalah sesuatu yang dapat menunjang kelangsungan hidup manusia dan menuju kehidupan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan sabdanya dalam surat ar-Rum Kultum Ekonomi Syariah Seri 2 By dari kita beranggapan bahwa pemeliharaan hanya berupa uang, harta dan benda. Nyatanya, itu hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar mencakup segala sesuatu dalam kehidupan manusia. Berupa waktu, kesehatan, kebahagiaan, kebersamaan, kebersamaan, kesempatan, kebersamaan, kebijaksanaan, kekeluargaan, lingkungan yang baik dan sebagainya. Semua ini adalah makanan yang diberikan Allah kepada kita secara jelas dinyatakan bahwa ada dua syarat utama untuk mendapat pertolongan Ilahi dan langgeng sesuai dengan Firman-Nya “Maka bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki Ilahi.” QS al-Hajj 50.Nah, inilah rahasia di balik keajaiban industri tersebut. Sayangnya, kami tahu kodenya, tetapi kami tidak ingin melakukannya dengan baik dan benar. Keberuntungan sering kali luput dari perhatian tanpa perbuatan baik seperti pohon tanpa buah. Berbuat baik tanpa iman ibarat buah yang tidak ada rasanya, sehingga sia-sia hasilnya. Bagaimana jika kita masih memiliki masalah dengan makan?Madu Di Kamar Tamu prolog Dan Bab 1 10 KaryakarsaHal pertama yang perlu kita periksa adalah seberapa disiplin kita dalam mengikuti rukun iman, terutama shalat kita. Jika doa kita baik, pola asuh kita akan baik. Di samping hal ini dipahami sejak awal, rahasia di balik keajaiban industri akan terungkap dan bisa dipraktikkan oleh siapa Cyber ​​ Pernyataan Privasi Penyunting Kondisi Tentang REID © 2022 PT Media Mandiri Jodoh bisa datang dengan cara tak terduga bagi mereka yang menunggu dengan sabar. Tapi mungkin mereka yang punya pengalaman dengan pertanyaan “Kapan nikah?”, pertanyaan ini bisa membuat hidup tidak ajaran Islam, suami adalah sesuatu yangMari Mencintai Diri Sendiri self Love
Karenabanyak hal yang tidak bisa semaunya diatur sendiri. Ada poin yang harus diperhatikan kalau memang siap menikah di usia muda. Kita tidak tahu kapan kita siap. Allah telah mengatur segalanya, baik rezeki, jodoh dan maut sejak ruh ditiupkan.
Jodoh, maut , rezeki semua sudah di atur oleh Allah , tinggal kita yang menjalani , menerima takdir yang sudah Allah berikan , Tetap bersyukur 🤲🏻
soalrejeki, maut & jodoh yg katanya sudah diatur Oleh Tuhan Allah.. itu kan yg diatur kan polanya / rumusnya / jumlah dan seret tidaknya ya tergantung situ sampai dimana usahanya kan kitqa di beri kehendak bebas.. Demikian Share sy. dirangkum atas pendapat beberapa sesepuh. semoga bermanfaat. bila ada salah kata
Ilustrasi ayat Al-Quran tentang jodoh dan rezeki, sumber foto Alquran Tentang JodohIlustrasi ayat Al-Quran tentang jodoh, sumber foto اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَwa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụnArtinya "Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir."وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَwa ming kulli syai`in khalaqnā zaujaini la'allakum tażakkarụnArtinya "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah."Ayat Al-Quran Tentang Rezekiوَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍwa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīnArtinya “Dan tidak satupun makhluk bergerak bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.”
Rezeki maut, termasuk jodoh manusia sudah diatur oleh Alloh, dan Dia maha mengetahui yang terbaik bagi hambaNya, yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar dan berdoa, kemudian bertawakal kepadaNya. Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya
Banyak mungkin di antara kita yang masih berpendapat bahwa Rezeki, Ajal, serta jodoh telah ditetapkan oleh Allah semenjak kita masih di dalam kandungan. Pemikiran seperti ini mungkin telah mendarah daging di dalam diri kita. Apalagi kiranya sejak kecil mungkin orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat dimana tempat kita hidup pun kalimat ini sampai sekarang masih sangat familiar diulang-ulang. Untuk membahas ini, maka mari kita coba untuk urai masalah ini sehingga kita bisa menyimpulkan tentang hakikat dari ketiga kata tersebut, yakni seputar Rezeki, Ajal, dan Jodoh. Ar-Rizqu rezeki secara bahasa berasal dari akar kata razaqa–yarzuqu–razq[an] wa rizq[an]. Razq[an] adalah mashdar yang hakiki, sedangkan rizq[an] adalah ism yang diposisikan sebagai mashdar. Kata rizq[an] maknanya adalah marzûq[an] apa yang direzekikan; mengunakan redaksi fi’l[an] dalam makna maf’ûl obyek seperti dzibh[an] yang bermakna madzbûh sembelihan. Secara bahasa razaqa artinya a’thâ memberi dan ar-rizqu artinya al-atha’ pemberian. Menurut ar-Razi dan al-Baydhawi, secara bahasa ar-rizqu juga berarti al-hazhzhu bagian/porsi, yaitu nasib bagian seseorang yang dikhususkan untuknya tanpa orang itu, Abu as-Saud mengartikan ar-rizqu dengan al-hazhzhu al-mu’thâ bagian/porsi yang diberikan. Menurut Ibn Abdis Salam dalam tafsirnya, asal dari ar-rizqu adalah al-hazhzhu bagian/porsi. Karena itu, apa saja yang dijadikan sebagai bagian/porsi seseorang dari pemberian Allah adalah rizq[an]. Selain itu, ar-rizqu juga diartikan apa saja yang bisa dimanfaatkan. Dari semuanya itu, ar-rizqu bisa diartikan sebagai bagian/porsi dari pemberian Allah kepada seorang hamba berupa apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian/porsi yang dikhususkan untuknya. Ayat-ayat tentang rezeki lebih banyak menunjuk pada harta baik berupa barang maupun jasa yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi aneka kebutuhan manusia. Konteks ayat-ayat bahwa Allah meluaskan dan menyempitkan rezeki juga lebih menunjuk pada konotasi harta. Itu pula yang diindikasikan oleh ayat-ayat yang mengaitkan rezeki dengan konsumsi dan infak pembelanjaan, karena konsumsi dan infak hanya terkait dengan harta. Rezeki berbeda dengan kepemilikan. Kepemilikan adalah penguasaan sesuatu dengan tatacara yang diperbolehkan syariah untuk menguasai harta. Jadi, rezeki itu mencakup rezeki yang halal maupun yang haram. Inilah yang menjadi pendapat Ahlus Sunnah sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam al-Qurthubi. Semuanya dikatakan sebagai rezeki. Harta yang diambil penjudi dari lawannya dalam perjudian adalah rezeki. Sebab, rezeki yang halal ataupun haram itu adalah harta yang diberikan oleh Allah ketika seseorang berbuat untuk melangsungkan kondisi yang di dalamnya bisa diperoleh rezeki. Rezeki bukan hanya yang secara riil dimanfaatkan dinikmati oleh seseorang. Ayat-ayat al-Quran menunjukkan bahwa rezeki manusia adalah apa saja yang ia kuasai baik yang ia manfaatkan maupun tidak Lihat QS al-Baqarah [2] 57, 60; an-Nisa’ [4] 5; ar-Ra’d [13] 26; al-Hajj [22] 34. Ayat-ayat itu jelas memutlakkan rezeki untuk menyebut semua yang dikuasai baik dimanfaatkan secara riil maupun tidak. Tidak bisa dikhususkan pada apa yang dimanfaatkan secara riil saja tanpa ada ayat yang mengkhususkannya, karena ayat-ayat tersebut bersifat umum dan penunjukannya juga umum. Jika orang mencuri, menilap atau merampas harta orang lain, tidak dikatakan ia mengambil rezeki orang itu. Namun, ia mengambil rezkinya dari orang itu. Tidak ada seorang pun yang mengambil rezeki orang lain, melainkan seseorang mengambil rezekinya dari pihak lain. Rezeki dan Usaha Banyak orang menduga, merekalah yang mendatangkan rezeki mereka sendiri. Mereka menganggap kondisi-kondisi mereka meraih harta —barang atau jasa—sebagai sebab datangnya rezeki; meskipun mereka menyatakan, bahwa Allahlah Yang memberikan rezeki. Profesi atau usaha yang dicurahkan mereka anggap sebagai sebab datangnya rezeki. Fakta yang ada sebenarnya cukup jelas menunjukkan kesalahan anggapan itu. Banyak orang yang telah berusaha dengan segenap tenaga dan pikirannya, tetapi rezeki tidak datang, bahkan tidak jarang justru merugi. Sebaliknya, sangat banyak fakta bahwa rezeki datang kepada seseorang tanpa dia melakukan usaha apapun. Ini menunjukkan bahwa usaha bukan sebab bagi datangnya rezeki. Rezeki tidak berada di tangan manusia. Allahlah yang menentukan rezeki itu datang kepada manusia dan Dia memberinya kepada manusia menurut kehendak-Nya. Banyak ayat al-Quran menegaskan secara pasti bahwa rezeki semata ada di tangan Allah dan Allahlah yang memberi rezeki QS. al-Baqarah [2] 172, 212, 254; Ali Imran [3] 27, 37; al-An’am [6] 142; al-Ankabut [29] 60; ar-Rum [30] 40; dsb. Dia meluaskan dan menyempitkan rezeki seseorang sesuai dengan kehendakNya. QS. ar-Ra’d [13] 26; al-Isra’ [17] 30; al-Qashshash [28] 82; al-Ankabut [29] 62; ar-Rum [30] 37; Saba’ [34] 36; az-Zumar [39] 52; asy-Syura [42] 12. Sesuai kehendak-Nya, Dia memberi rezeki kepada seseorang dari arah yang tidak disangka-sangka. Karena itu, Allah SWT berfirman artinya Mintalah rezeki itu di sisi Allah QS. al-Ankabut [29] 17. Jadi, rezeki semata di tangan Allah dan hanya Allahlah yang memberi rezeki. Ini adalah keyakinan yang harus diimani dan mengingkarinya berarti kufur. Adapun dari sisi amal, Allah SWT mewajibkan hamba-Nya untuk berusaha dan berikhtiar melangsungkan kondisi-kondisi yang di dalamnya rezeki bisa datang. Namun, pada saat yang sama, ia harus paham bahwa usaha, ikhtiar dan kondisi itu bukan sebab bagi datangnya rezeki. Allah tidak menanyakan tentang datang dan tidaknya rezeki, tetapi Allah akan menanyakan usaha dan amal hamba untuk mencari rezeki. Karenanya, Allah menjelaskan mana yang halal dan yang tidak. Rezeki setiap hamba telah dijamin oleh Allah. Allah pun telah menetapkan kadar dan takaran bagian atau porsi rezeki tiap hamba Lihat QS. Hud [11] 6 Imam Muslim meriwayatkan dari Ibn Mas’ud bahwa pada usia kandungan 120 hari, Allah mengutus malaikat untuk menuliskan beberapa ketetapan atas janin itu, termasuk ketetapan rezeki dan ajalnya. Para ulama menjelaskan, yaitu ketetapan sedikit dan banyaknya rezeki. Sedikit dan banyaknya rezeki atau kaya dan miskinnya seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah karena itu semata adalah ketetapan Allah. Allah SWT meluaskan dan menyempitkan rezeki seorang hamba sesuai kehendak-Nya. Itu adalah ujian bagi hamba QS. al-Fajr [89] 15-16. Kaya dan miskin tidak bersifat baik atau buruk dengan sendirinya; juga tidak menentukan mulia dan hinanya seseorang. Namun, kaya dan miskin itu menjadi baik atau buruk, memuliakan atau menghinakan, ditentukan oleh penyikapan terhadapnya. Rezeki seorang hamba telah dijamin oleh Allah. Porsi dan takarannya juga telah ditetapkan. Jika hamba itu memintanya dengan jalan yang halal ataupun dengan jalan yang haram, Allah berikan. Namun, Allah akan menanyai tatacara perolehan dan pembelanjaan harta itu. اَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat hingga ia ditanyaUmurnya dia habiskan untuk apa; ilmunya diamalkan untuk apa; hartanya dari mana ia peroleh dan dibelanjakan untuk apa dan tubuhnya digunakan untuk apa. HR at-Tirmidzi. Seret atau tertundanya rezeki hendaknya tidak membuat seseorang tergesa-gesa lalu memintanya kepada Allah dan mencarinya dengan jalan yang haram. Rasul saw. berpesan إِنَّ رُوْحَ الْقُدْسِ نَفَثَ فِيْ رَوْعِيْ إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتُ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِيْ الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِيْ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرَكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik —halal, proporsional dan tidak tersibukkan dengannya— dan hendaklah tertundanya lambatnya datang rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud. Keimanan tentang rezeki itu menjadi salah satu kunci seorang tidak akan tersibukkan dengan dunia, tidak menjadi pemburu harta, bisa bersikap zuhud, giat beramal, berdakwah amar makruf nahi mungkar dan ketaatan pada umumnya. Imam Hasan al-Bashri pernah ditanya tentang rahasia zuhudnya. Beliau menjawab, “Aku tahu rezekiku tidak akan bisa diambil orang itu, hatikupun jadi tenteram. Aku tahu amalku tidak akan bisa dilakukan oleh selainku. Karena itu, aku pun sibuk beramal. Aku tahu Allah selalu mengawasiku. Karena itu, aku malu jika Dia melihatku di atas kemaksiatan. Aku pun tahu kematian menungguku. Karena itu, aku mempersiapkan bekal untuk berjumpa dengan-Nya.” 2. JODOH Lafadz “jodoh” adalah kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia untuk menunjuk makna tertentu. Lafadz ini berbeda dengan lafadz suami, istri, pasangan hidup atau yang semisal dengannya. Lafadz jodoh menurut kamus bahasa Indonesia adalah “pasangan yang cocok” baik bagi laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu lafadz jodoh memiliki makna yang lebih spesifik dari lafadz suami, istri, atau pasangan hidup, sebab di sana terdapat penjelasan sifat lebih khusus dari sekedar pasangan hidup. Dalam bahasa Arab, kata yang bermakna “jodoh” seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan. Para Fuqaha’ ketika membahas hukum pernikahan hanya menyebut istilah زَوْجٌ atau بَعْلٌ untuk suami, dan زَوْجَةٌ atau امْرَأَةٌ untuk istri, yakni istilah-istilah yang berkonotasi “netral” tanpa ada penekanan sifat tertentu sebagaimana kata suami, istri, atau pasangan hidup dalam bahasa Indonesia. Adapun makna jodoh yang menjadi topik diskusi di sini adalah “orang atau individu tertentu yang akan menjadi pasangan hidup kita”, dengan titik diskusi Apakah Allah telah menentukan dalam Lauhul Mahfudz, sebelum manusia dilahirkan bahwa ia akan dipasangkan dengan individu tertentu ataukah tidak? Artinya apakah Allah sudah mentakdirkan dalam Azal bahwa A akan dipasangkan dengan B, C dipasangkan dengan D, ataukah tidak? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu harus dilakukan studi yang mendalam terhadap nash-nash yang terkait dengan topik tersebut berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah atau dalil yang ditunjuk keduanya seraya mengesampingkan semua dasar yang tidak terkait dengan nash Al-Qur’an dan As-Sunnah baik ia berupa adat, tradisi, pameo, peribahasa, dsb. Hanya saja, pembahasan tentang jodoh termasuk perkara Qadha’ atau bukan tidak boleh dicampur adukkan dengan pembahasan keimanan bahwa Allah adalah اْلمُدَبِّرُ Maha Pengatur. Sebab, pembahasan “jodoh termasuk perkara Qadha’ atau bukan” adalah satu hal, sementara pembahasan tentang keimanan bahwa Allah bersifat اْلمُدَبِّرُ adalah hal yang lain. Masing-masing adalah topik tersendiri yang harus dibahas berdasarkan nash-nash yang terkait dengan topik itu. Mencampur adukkan dua topik pembahasan ini adalah langkah keliru karena bertentangan dengan fakta pembahasan, sebagaimana bisa berakibat kekacauan terhadap pemahaman. Dengan demikian dua macam pembahasan itu harus dipisahkan. Jodoh dan Aqidah Tinjauan sekilas terhadap persoalan jodoh menunjukkan bahwa persoalan ini adalah termasuk masalah aqidah, sebab kepercayaan bahwa Allah mentakdirkan A berpasangan dengan B, C berpasangan dengan D, atau Allah tidak mentakdirkan itu adalah jenis keyakinan, bukan amal. Efek pembahasan yang paling akhir adalah membentuk keyakinan tertentu seputar persoalan tersebut, bukan membahas apa yang harus dikerjakan oleh seorang mukallaf. Dengan demikian masalah jodoh adalah masalah aqidah, bukan syariat dan dalam masalah ini pambahasan tersebut tidak ada bedanya dengan pembahasan tentang rezeki, ajal, Dajjal, siksa kubur, dsb. Dalam persoalan aqidah, seorang Muslim harus mendasarkan semua kepercayaannya atas dalil yang shohih. Tidak diperkenankan seorang Muslim memiliki keyakinan tanpa ada dalil., yakni sekedar menduga-duga atau mengikuti umumnya kata orang. Dalil itu pun harus bersifat قَطْعِيٌّ pasti, tidak boleh bersifat ظَنِّيٌّ dugaan. Meskipun ada Qorinah indikasi yang menunjukkan pada keyakinan tertentu, selama dalil itu bersifat ظَنِّيٌّ tidak boleh seorang Muslim mengambilnya sebagai aqidah. Allah telah mencela keras orang-orang kafir yang memiliki keyakinan bahwa para Malaikat itu berjenis kelamin wanita “Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan Malaikat itu dengan nama perempuan. Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.” An-Najm;27-2. Artinya orang-orang kafir itu punya keyakinan bahwa Malaikat berjenis kelamin wanita tetapi mereka tidak memiliki bukti dalil atau argumentasi untuk menguatkan keyakinannya. Keyakinan mereka hanya didasarkan pada dugaan ظَنٌّ , padahal dzon itu sama sekali tidak ada nilainya untuk membuktikan الْحَقُّ Dari sini bisa difahami, bahwa langkah yang harus dilakukan untuk menjawab persoalan jodoh adalah mencari dalil yang menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan pasangan hidup manusia sebelum mereka diciptakan. Dalil itupun harus bersifat قَطْعِيٌّ baik قَطْعِيُّ الثُّبُوْتِ pasti sumbernya maupun قَطْعِيُّ الدَّلاَلَةِ pasti penunjukan maknanya. Setelah dilakukan kajian terhadap persoalan ini, nyatalah bahwa tidak ada nash baik dalam al-Qur’an mapun as-Sunnah, juga Ijma’ sahabat dan Qiyas yang menunjukkan bahwa Allah menetapkan calon pasangan seseorang. Bahkan nash-nash yang ada menunjukkan bahwa persoalan ini adalah masalah mu’amalah biasa yang berada dalam area yang dikuasai manusia. Artinya persoalan menentukan pasangan hidup adalah hal yang bersifat pilihan, yang manusia bertanggung jawab di dalamnya dan dihisab atasnya. Dalil yang menunjukkan bahwa menentukan pasangan hidup adalah pilihan manusia adalahMaka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga atau empat. An-Nisa;4. Hak Memilih Jodoh Lafadz فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ begitu jelas menunjukkan bahwa setiap Muslim dipersilahkan memilih calon istrinya. Alasannya, ketika Allah memubahkan untuk menikahi wanita-wanita yang طَابَ manis, enak, lezat, menyenangkan bagi mereka, dan tidak mencela lelaki yang tidak mau menikahi wanita karena merasa kurang mantap, baik karena fisik maupun sifatnya, ini semua menunjukkan bahwa persoalan ini adalah persoalan pilihan اخْتِيَارِيٌّ bukan Qadha’. Dalil lain yang mendukung adalah kenyataan bahwa syara’ memberikan hak menentukan calon suami sebagai hak penuh kaum wanita, yang tidak boleh ada intervensi dari siapapun meski itu ayah, ibu, paman, musyrif, atau khalifah sekalipun. عن بن بريدة عن أبيه قال جاءت فتاة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت ثم إن أبي زوجني بن أخيه ليرفع بي خسيسته قال فجعل الأمر إليها فقالت قد أجزت ما صنع أبي ولكن أردت أن تعلم النساء أن ليس إلى الآباء من الأمر شيء. رواه ابن ماجه Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya dia berkata Seorang gadis datang kepada Nabi Saw. Kemudian ia berkata Sesungguhnya ayahku menikahkan aku dengan putra saudaranya untuk mengangkat derajatnya melalui aku. Maka Nabipun menyerahkan keputusan itu pada gadis tersebut. Maka gadis itu berkata Aku telah mengizinkan apa yang dilakukan ayahku, akan tetapi aku hanya ingin agar para wanita tahu bahwa para ayah tidak punya hak dalam urusan ini. HR. Ibnu Majah dan An-Nasa’i. Dalam hadis di atas, Nabi memberi kebebasan penuh pada gadis tersebut untuk memutuskan apakah melanjutkan pernikahannya ataukah membatalkannya. Ini menunjukkan bahwa menentukan calon suami adalah hak penuh bagi wanita dan merupakan pilihan dia semata-mata. Dalil lain yang mendukung adalah adanya syari’at talak. Talak adalah pembubaran akad nikah. Syari’at talak memungkinkan seseorang yang menjadi pasangan hidup orang lain untuk berpisah pada satu waktu tertentu dengan sebab-sebab tertentu. Karena itu mustahil dikatakan bahwa seseorang sudah dipasangkan dengan orang tertentu jika ternyata syara’ memberikan suatu mekanisme untuk membubarkan akad nikah. Lebih dari itu studi terhadap akad-akad yang diatur dalam syari’at Islam menunjukkan bahwa semua akad yang disana terdapat Ijab dan Qabul adalah mu’amalah yang berada dalam area yang dikuasai manusia. Dengan demikian jual-beli, Ijarah, Wakalah, Syirkah, dan semisalnya adalah termasuk perkara mu’amalah yang berada dalam area yang dikuasai manusia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban dalam aktivitas itu. Jika ia melakukan jual-beli, Ijarah, Wakalah, dan Syirkah, dengan cara yang syar’i maka ia bebas dari hukuman, tetapi jika ia melakukannya dengan cara batil maka ia akan dijatuhi hukuman. Demikian pula masalah menentukan pasangan hidup. Jika seorang wanita Muslimah memutuskan menikah dengan orang kafir maka ia akan dihukum, sebaliknya jika ia menikah dengan lelaki yang dihalalkan syara’ maka ia bebas dari hukuman. Adapun ayat yang berbunyi Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. QS. Ar-Rum [30] 21 Dan Kami menciptakan kalian berpasang-pasangan.QS. An-Naba’ [78] 8 Juga termasuk ayat-ayat yang semisal dengannya, maka ayat ini sama sekali tidak terkait dengan masalah jodoh, dan tidak ada Qorinah apapun yang menunjukkan bahwa Allah menetapkan A menikah dengan B, C menikah dengan D, baik secara صَرَاحَةٌ jelas maupun دَلاَلَةٌ penunjukan makna. Tidak hanya itu, secara Manthuq dan Mahfum ayat ini tidak bisa difahami sebagai ayat jodoh, sebab Sighot redaksional ayat serta مَوْضُوْعٌ topik pembahasan memang tidak menunjuk ke arah sana. Maksud dari diciptakannya manusia berpasang-pasangan tidak lain adalah bahwa manusia terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan yang dengannya Allah memperkembangbiakkan spesies manusia di muka bumi, bukan ditetapkannya bahwa A akan menikah dengan B atau C akan menikah dengan D. Adapun ayat yang berbunyi Khobitsat adalah untuk Khobitsun, dan Khobitsun adalah buat Khobitsat pula, dan Thoyyibat adalah untuk Thoyyibun dan Thoyyibun adalah untuk Thoyyibat pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia surga An-Nur; 26maka ayat ini juga bukan ayat jodoh. Sebab As-babun Nuzul dari ayat ini adalah terkait dengan حَدِيْثُ اْلإِفْكِ yakni peristiwa tuduhan atas Aisyah yang diisukan berbuat serong dengan seorang sahabat yang bernama Shofwan bin Mu’ath-thol. Karena itulah para mufassirin ketika menafsirkan ayat ini, mereka menukil penafsiran Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa yang dimaksud الْخَبِيْثَات dalam ayat ini adalah ucapan-ucapan yang buruk. Artinya ucapan-ucapan yang buruk diantaranya adalah memfitnah wanita baik-baik berbuat zina hanya akan muncul dari orang-orang yang buruk, yakni orang-orang munafik atau orang-orang yang hatinya ada penyakit. Bukannya orang shalih pasti akan menikah dengan wanita shalih dan lelaki shalih akan menikah dengan wanita shalihah. Karena itu wajar jika diceritakan dalam al-Qur’an bahwa Nabi Luth beristri wanita yang tidak shalihah sebagaimana istri Fir’aun yang shalihah bersuami Fir’aun yang kafir. Hal ini dikarenakan urusan pernikahan adalah mu’amalah biasa bukan sesuatu yang telah ditetapkan sebagai mana rizki dan ajal. Jadi ayat ini tidak sah digunakan sebagai dalil bahwa persoalan jodoh adalah sesuatu yang ditakdirkan, atau Allah telah menentukan “kaidah umum” dalam pengaturan jodoh seseorang. Jodoh dan Ketetapan Lauhul Mahfudz Dari sini bisa difahami, bahwa jodoh bukanlah perkara yang sudah ditetapkan di Lauhul Mahfudz, tetapi ia adalah mu’amalah biasa sebagaimana mu’amalah yang lain, yang berada di area yang dikuasai manusia dan manusia dihisab atasnya. Namun pemahaman bahwa jodoh adalah sesuatu yang berada dalam area yang dikuasai manusia bukan berarti pengingkaran bahwa Allah adalah اْلمُدَبِّرُ yang bersifat Maha Mengatur dan الْحَاكِمُ yang Maha Memutuskan. Setiap Mukmin ketika melaksanakan suatu aktivitas dalam area yang dikuasainya kemudian ternyata apa yang terjadi di luar harapannya dan di luar dugaannya, maka ia harus ridlo terhadap hal itu dan mengimani bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Mengatur. Sebagai contoh Seorang Muslim hendak naik haji dan sudah menyiapkan semua biaya dan bekal kemudian secara tiba-tiba Allah memberinya sakit. Pada kondisi ini, harus difahami bahwa melaksanakan ibadah haji adalah wilayah yang dikuasai manusia, tetapi pemahaman ini harus disertai keyakinan bahwa Allah bersifat اْلمُدَبِّرُ . Dengan demikian ia menjadi ridlo terhadap segala apa yang menimpanya, karena semua itu berada diluar kuat kuasanya. Demikian pula dalam persoalan pasangan hidup. Memilih siapapun yang akan menjadi pasangan hidup semuanya adalah perkara اخْتِيَارِيٌّ, akan tetapi terkait dengan kesepakatan, ini adalah masalah lain. Seorang dalam memutuskan sesuatu boleh jadi Allah mencondongkan pada suatu keputusan tertentu, boleh jadi membiarkannya. Sebab Allah adalah Dzat yang kuasa membolak-balikkan hati manusia. Namun ketika Allah mencondongkan pada suatu keputusan, bukan berarti Allah memasangkan X dengan Y atau P dengan Q sejak zaman Azali, alasannya orang masih punya pilihan mutlak untuk memutuskan hatta terhadap sesuatu yang berlawanan sama sekali dengan kehendaknya. Karena itu keimanan yang harus dimiliki adalah keimanan bahwa Allah bersifat اْلمُدَبِّرُ secara mutlak, baik pada area yang dikuasai manusia maupun yang tidak dikuasai manusia, bukan keimanan bahwa Allah telah menetapkan dalam Lauhul Mahfudz bahwa A dipasangkan dengan B atau C dipasangkan dengan D. Atas dasar ini semua pemahaman yang belum sesuai dengan nash-nash syara’ sesegera mungkin harus dikoreksi. Tidak boleh menjadikan alasan kemaslahatan misalnya “cara ini cukup efektif untuk menghentikan orang dari pacaran” untuk mengadopsi pemahaman yang keliru tentang jodoh. Alasannya hal ini adalah persoalan hukum syara’ bukan persoalan uslub dakwah yang masih mungkin dipilih uslub yang paling tepat. 3. AJAL/KEMATIAN Secara bahasa kata ajal berasal dari kata ajila–yajalu–ajal[an]. Menurut al-Khalil al-Farahidi dalam Kitâb al-Ayn dan ash-Shahib ibn Abad di dalam Al-Muhîth fî al-Lughah, dikatakan ajila asy-syayu yajalu wahuwa âjilun artinya naqîdu al-âjil lawan dari segera. Dengan demikian, al-ajal bentuk pluralnya al-âjalu secara bahasa artinya terlambat atau tertunda. Selain itu, secara bahasa, kata ajal juga memiliki beberapa makna sebagai berikut Ghâyah al-waqti fî al-mawti wa mahalu ad-dayn wa nahwuhu akhir waktu pada kematian dan jatuh tempo utang dan semacamnya Al-Azhari, Tahdzîb al-Lughah. Muddah asy-syayi jangka waktu sesuatu Ibn Manzhur, Lisân al-Arab; al-Jauhari, Ash-Shihah fî al-Lughah. Muddatuhu wa waqtuhu al-ladzî yahillu fîhi jangka waktunya dan waktu saat sesuatu itu berlalu Al-Fayumi, Mishbâh al-Munîr. Jangka waktu yang ditetapkan untuk sesuatu atau perbuatan Rawas Qal’ahji, Mu’jam Lughah al-Fuqahâ’. Waktu yang ditetapkan untuk habisnya sesuatu Abu Hilal al-Askari, al-Furûq al-Lughawiyah. Dari sini ajal al-insân ajal manusia adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pulalah kematian datang menjemputnya. Di dalam al-Quran kata ajal dan bentukannya disebutkan sekitar 55 kali. Di antaranya dalam arti jangka waktu misal QS al-Baqarah [2] 231, 232, 234, 235; al-A’raf [7] 135; umur misal; QS al-A’raf [7] 34; Yunus [10] 11, 49; akhir umur/akhir kehidupan misal QS an-Nahl [16] 61; Fathir [35] 45. Sebab Kematian Berakhirnya Ajal Ayat-ayat al-Quran yang qath’i tsubut dan qath’i dilalah menyatakan secara pasti bahwa Allah SWT sajalah Zat Yang menghidupkan dan mematikan. Allah SWT berfirman وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ Allah menghidupkan dan mematikan QS. Ali Imran [3] 156. Al-Quran juga menegaskan hal ini pada banyak ayat lainnya lihat QS. al-Baqarah [2] 73, at-Tawbah [9] 116, Yunus [10] 56, al-Hajj [22] 6, al-Mu’minun [23] 80, al-Hadid [57] 2. Allah SWT telah menetapkan ajal bagi tiap-tiap umat maupun individu. Kematian, yaitu datangnya ajal, telah ditentukan waktunya sebagai suatu ketetapan dari Allah yang tidak bisa dimajukan maupun dimundurkan. Allah SWT berfirman وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. QS. Ali Imran [3] 145. مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapat memundurkannya QS. al-Hijr [15] 5; al-Mu’minun [23] 43 Pernyataan senada antara lain terdapat dalam QS. Yunus [10] 49; an-Nahl [16] 61 dan QS al-Munafiqun [63] 11. Jadi, habisnya ajal atau datangnya kematian adalah sesuatu yang pasti QS al-Ankabut [29] 5. Karena kematian adalah pasti datangnya maka manusia tidak akan bisa lari menghindar darinya. Allah SWT menegaskan قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya tetp akan menemui kalian.” QS. al-Jumu’ah [62] 8. Allah SWT juga menegaskan أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ Di mana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. QS. an-Nisa’ [4] 78. Ayat ini menegaskan, jika orang berupaya menghindar dari kematian—dengan jalan membentengi diri dari apa saja yang dia sangka menjadi sebab datangnya kematian seakan dia berlindung dalam benteng yang tinggi lagi sangat kokoh sekalipun—maka hal itu tidak akan bisa menghindarkannya dari kematian. Sebab, semua yang disangka sebagai sebab maut itu baik berupa sakit, perang, dsb, sejatinya bukanlah sebab maut. Semua itu hanyalah kondisi yang didalamnya kadang terjadi kematian, namun kadang juga tidak. Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa satu-satunya sebab kematian adalah habisnya ajal, yaitu habisnya jangka waktu yang ditetapkan untuk manusia; atau datangnya ajal, yaitu datangnya batas akhir umur manusia. Ketika itulah, Allah SWT mematikannya dengan mengutus Malaikat Maut untuk mencabut ruh dari jasad. QS. as-Sajdah [32] 11. Masalah ajal ini persis seperti masalah rezeki. Ajal dan umur tiap orang telah ditetapkan oleh Allah. Allah SWT juga menegaskan tidak akan memajukan atau menangguhkan ajal seseorang. Allah tidak akan menambah atau mengurangi jatah umur seseorang. Dalam QS al-Munafiqun [63] 11, Allah mengungkapkan dengan kata lan yang merupakan penafian selama-lamanya Lihat pula QS. Fathir [35] 11. Kepastian Datangnya Ajal Datangnya ajal adalah pasti, tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan. Berjihad, berdakwah, amar makruf nahi mungkar, mengoreksi penguasa, dsb, tidak akan menyegerakan ajal atau mengurangi umur. Begitu pula berdiam diri, tidak berjihad, tidak berdakwah, tidak mengoreksi penguasa, tidak beramar makruf nahi mungkar, dan tidak melakukan perbuatan yang disangka berisiko mendatangkan kematian, sesungguhnya tidak akan bisa memundurkan kematian dan tidak akan memperpanjang umur. Semua itu jelas dan tegas dinyatakan oleh ayat-ayat al-Quran seperti di atas. Memang, ada sabda Nabi saw. sebagai berikut مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Siapa saja yang suka dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya hendaklah ia bersilaturahmi. HR al-Bukhari, Muslim, Abu dan Ahmad. Juga ada beberapa hadis semisalnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pertambahan umur bukanlah penundaan ajal. Yang bertambah tidak lain adalah keberkahan umurnya dalam ketaatan kepada Allah. Bisa juga maknanya adalah bukan pertambahan umur biologis, tetapi umur sosiologis, yakni peninggalan, jejak atau atsar al-umri-nya yang terus mendatangkan manfaat dan pahala setelah kematian biologisnya. Abu Darda menuturkan bahwa Rasul saw. pernah bersabda إِنَّ اللهَ لاَ يُؤَخِرُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا، وَإِنَّمَا زِيَادَةُ الْعُمْرِ بِالذُّرِيَّةِ الصَّالِحَةِ يَرْزُقُهَا الْعَبْدَ، فَيَدْعُوْنَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ، فَيَلْحِقَهُ دُعَاؤُهُمْ فِيْ قَبْرِهِ، فَذَلِكَ زِيَادَةُ الْعُمْرِ Sesungguhnya Allah tidak akan mengakhirkan kematian seseorang jika telah datang ajalnya. Sesungguhnya bertambahnya umur itu dengan keturunan salih yang Allah karuniakan kepada seorang hamba, lalu mereka mendoakannya sesudah kematiannya sehingga doa mereka menyusulinya di kuburnya. Itulah pertambahan umur. HR Ibn Abi Hatim dikutip oleh al-Hafizh Ibn Katsir di dalam tafsirnya QS. Fathir [35] 11. Selain anak salih, hadis lain menyatakan bahwa ilmu yang bermanfaat, sedekah jariah dan sunnah hasanah juga akan memperpanjang umur sosiologis seseorang. Pelakunya, meski telah mati secara biologis, seakan ia tetap hidup dan beramal dengan semua itu serta mendapat pahala karenanya. Dengan demikian, tidak ada gunanya lari dari maut. Maut juga tidak selayaknya ditakuti karena pasti datangnya. Sikap takut akan mati dan berupaya lari dari maut yang pasti datang bisa dikatakan sebagai sikap bodoh dan upaya yang sia-sia. Yang harus dilakukan adalah mempersiapkan diri menyongsong datangnya maut dan memelihara diri supaya maut itu datang dalam kondisi kita sedang menunaikan ketaatan sehingga kita mendapatkan husnul khatimah. Inilah sikap cerdas dan upaya yang berdaya guna. Orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak dan paling baik persiapannya dalam menyongsong datangnya maut. Ibnu Umar meriwayatkan, Rasul saw. pernah ditanya, siapakah Mukmin yang paling cerdas? Beliau menjawab أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لَهُ اِسْتِعْدَادًا قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ بِهِمْ أُوْلَئِكَ مِنْ اْلأَكْيَاسِ Mereka yang paling banyak mengingat maut dan paling baik persiapannya untuk menghadapi maut itu sebelum turun kepada mereka. Mereka itulah yang termasuk Mukmin yang paling cerdas. HR Ibn Majah, al-Hakim, al-Baihaqi, Abu Nu’aim dan ath-Thabrani. KESIMPULAN 1. Rezeki merupakan takdir yang telah Allah tetapkan kadarnya. Rezeki tidak terikat dengan adanya usaha manusia untuk mendapatkannya. Karena Rezeki yang diperoleh oleh manusia bukanlah hasil dari usaha yang mereka lakukan, namun karena memang rezeki tersebut telah Allah tetapkan atas manusia. Rezeki semata di tangan Allah dan hanya Allahlah yang memberi rezeki. Adapun dari sisi amal, Allah SWT mewajibkan hamba-Nya untuk berusaha dan berikhtiar melangsungkan kondisi-kondisi yang di dalamnya rezeki bisa datang. Namun, pada saat yang sama, ia harus paham bahwa usaha, ikhtiar dan kondisi itu bukan sebab bagi datangnya rezeki. Allah tidak menanyakan tentang datang dan tidaknya rezeki, tetapi Allah akan menanyakan usaha dan amal hamba untuk mencari rezeki. Karenanya, Allah menjelaskan mana yang halal dan yang tidak. Rezeki setiap hamba telah dijamin oleh Allah. Allah pun telah menetapkan kadar dan takaran bagian atau porsi rezeki tiap hamba Lihat QS. Hud [11] 2. Jodoh merupakan sebuah pilihan, bukan ketetapan dari Allah. Tidak ada satupun nash-nash di dalam al qur’an maupun di dalam hadist yang mengindikasikan bahwa Jodoh adalah sebuah takdir/ketetapan dari Allah. Adapun ketika manusia di dalam kandungan, memang ada hadist yang menerangkan bahwa Ajal dan Rezeki telah Allah tetapkan, namun tidak ada kata Jodoh pada isi hadist tersebut. عَنْ عَبْدِاللهِ قَالَحَدَثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقِ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا. ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ. ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ. ثُمَّ يُرْسِلُ الْمَلَكَ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ. وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكُتُبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ! إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ. فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ. فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ. فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ. حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إَلاَّ ذِرَاعٌ. فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ. فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ. فَيَدْخُلُهُا Hadist riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. 3. Ajal atau Kematian merupakan suatu ketetapan yang telah Allah takdirkan kapan waktunya, tidak bisa dimundurkan dan tidak bisa dimajukan. Masalah ajal ini persis seperti masalah rezeki. Wallahu A’lam bishowab. Sumber
KECEWAadalah kata yang tak ego dan gengsinya saja. kadang cinta dan benci itu beda semua sudah diatur oleh sang maha kuasa jodoh , rezeki, maut sudah diatur oleh sang maha kuasa. tapi kembali kepada diri kita sendiri. apa perlakuan kita itu baikkah untuk orang sekitar kita?. alasan kenapa sampai saat ini aku masih berat
Sedang mencari kata-kata tentang menanti jodoh yang bisa dijadikan sebagai caption atau status di media sosial? Tak perlu ke mana-mana lagi, di artikel ini telah kami paparkan beberapa contohnya. Menyaksikan teman-temanmu sudah bersanding dengan jodohnya, mungkin sempat membuatmu iri. Tak perlu cemas, jodohmu juga akan datang di waktu yang tepat, asal kamu mau bersabar. Sembari menunggunya, ungkapkan penantianmu lewat kata-kata tentang jodoh yang cocok dijadikan sebagai caption rezeki dan kematian, jodoh juga sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Meski begitu, bukan berarti kamu hanya menunggu tanpa berusaha. Berdoa, berikhtiar, dan terus memperbaiki diri adalah cara terbaik dalam menanti jodoh. Sehingga, kamu kelak juga akan mendapatkan pasangan yang baik baik akan bersanding dengan orang baik pula, kan? Sebagai renungan, berikut ini telah kami siapkan beberapa contoh kata-kata tentang jodoh yang bijak dan mengena di hati. Yuk, baca langsung!1. Dalam Doa Untukmu yang selalu kusebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu. Ketika mengharapkan seseorang tuk jadi milikmu, maka mintalah kepada Tuhan sang Maha Pencipta. Jika memang ia takdirmu, maka Tuhan kan mendekatkannya padamu. 2. Seberapa Yakin Jodoh itu bukan seberapa lama kamu dengannya, tapi seberapa yakin kamu kepada-Nya. Ada pasangan yang sudah lama jadian, tiba-tiba putus di tengah jalan. Sebab, Tuhan memang berkehendak demikian. Sejatinya, jodoh itu sudah Tuhan tentukan. Karena itu, yakin dan percayalah atas kuasanya. 3. Lebih dari yang Kamu Minta Jangan menyerah saat doa-doamu belum dijawab. Jika kamu mampu bersabar, Tuhan mampu memberikan lebih dari apa yang kamu minta. Ketika kamu berharap agar Tuhan menjodohkanmu dengan seseorang, maka jangan lelah berdoa. Percayalah Tuhan kan menjawab doamu asal kamu tak mudah menyerah. Sepakat dengan pernyataan tersebut? Yuk, jadikan quote tentang jodoh ini sebagai caption Instagram! 4. Menjadi Hamba yang Taat Allah selalu punya skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebaikan dan ujian yang Allah berikan pada kita. Kita hanya perlu menjadi hamba-Nya yang taat. Soal cinta dan asmara, percayakan nasibmu pada Allah Swt.. Percayalah bahwa Ia telah menyiapkan skenario terbaik untukmu. Asal mau bersabar, jodoh kan datang di waktu yang tepat. Itulah kiranya maksud dari quotes jodoh menurut Islam ini. 5. Tak Harus Katakan Cinta Saat seseorang mencintaimu, mereka tak harus mengatakannya. Kamu akan tahu dari cara mereka memperlakukanmu. Cinta tak selalu tergambar dalam untaian kata. Kamu dapat menilai cinta dari cara dia memperlakukanmu. Karenanya, cobalah untuk melihat sekelilingmu dan coba perhatikan siapa yang sejatinya mencintaimu. Baca juga Kata Kata Bijak tentang Kematian sebagai Pengingat agar Menjadi Pribadi yang Baik 6. Tak Perlu Lantang Kata-kata cinta selalu berbicara pelan dan rendah, meskipun ia berbicara dalam hati, seseorang yang mencintaimu bisa mendeteksi keberadaannya. Meski belum mengungkapkannya, kamu tetap bisa mengetahui bahwa seseorang mencintaimu dari gelagatnya. Bahwa sejatinya, cinta memang bisa dirasakan meski tanpa diungkapkan sekalipun. Itulah kiranya maksud dari quote tentang jodoh ini. 7. Ada Waktunya Sendiri-Sendiri Tentang jodoh ada yang sudah dipertemukan, ada yang masih mencari, ada yang masih menanti. Semua memiliki waktunya masing-masing. Buat yang sedang mencari jodohnya, ingatlah kata-kata semangat di atas. Percayalah waktu kan mempertemukanmu dengan pasangan yang tepat. Jadi, bersabarlah dan jangan pernah lelah berdoa. Kan Kembali Cinta itu selalu tahu siapa pemiliknya, sejauh apapun ia pergi bila memang sudah jodohnya pasti akan kembali. Saat tak kunjung menemukan jodohmu, percayaah kutipan tentang jodoh yang cocok kamu jadikan caption Instagram ini. Sebab, cinta tak akan salah alamat. Ia tahu ke mana harus berlabuh. 9. Waktu yang Tepat Kau hanya perlu menggunakan waktu menunggumu dengan hal baik. Karena Tuhan itu tahu, kapan waktu yang tepat untuk dia menyentuh hatimu. Siapa pun tentu sepakat bila menunggu adalah hal yang menjenuhkan. Tak terkecuali dengan menanti jodoh. Agar tak terlalu bosan dalam menanti, sibuklah memperbaiki diri. Soal jodoh, percayakan pada Tuhan. Sebab, Ia tahu kapan waktu yang tepat untuk mempertemukanmu dengannya. 10. Di Masa Depan Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, belajarlah untuk menunggu. Mungkin kalian tidak ditakdirkan untuk bersama saat ini, tapi di masa depan. Kalau memang benar-benar cinta seseorang, jangan pernah berhenti berjuang untuk mendapatkannya. Bila sekarang gagal, mungkin saja kamu dan dia akan bersama di masa depan. Tetap semangat, ya! Baca juga Kumpulan Quotes Inspiratif Drama Korea tentang Kehidupan, Kdrama Lovers Wajib Baca! 11. Akan Ada Jalan Bersabar dan diam lebih baik. Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya. Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik. Tere Liye Buat kamu yang tengah berusaha mendekati seseorang agar ia berjodoh denganmu, bersabarlah. Jika ia memang milikmu, Tuhan akan memudahkan jalanmu mendekatinya. Bila tak berjodoh, percayalah Tuhan telah menyiapkan orang yang lebih baik. 12. Tempat Tak Terduga Jodoh, kadang di tempat yang tidak diduga bisa ketemu, kadang di tempat terbaik sekalipun bisa tidak ketemu. Raditya Dika Kamu mungkin sudah kerap membaca kutipan dari Raditya Dika ini. Jodoh memang tak bisa ditentukan tempat pertemuannya. Bisa saja kamu dan jodohmu bertemu saat terbaik atau terburuk sekali pun. Jangan lelah mencari dan bersabarlah. 13. Definisi Mantan Mantan adalah jodoh orang lain yang pernah kesasar singgah ke hati kita. Nazril Irham Pernahkah kamu meyakini pacarmu kelak akan menjadi jodohmu? Namun, karena suatu hal, kalian pun memutuskan untuk berpisah. Itu berarti mantanmu hanyalah jodoh orang lain yang sempat singgah di hatimu. 14. Berbeda Agama Orang bilang, jodoh ada di tangan Tuhan. Tapi gimana kalo ternyata Tuhan kami berdua beda? Alit Susanto Apakah kamu sedang menjalani cinta beda agama? Rasanya mungkin akan membuatmu teramat galau dan bingung dengan kelanjutan hubunganmu dengannya. Bila butuh kutipan yang mewakili kegalauanmu, kata-kata dari Alit Susanto ini bisa kamu jadikan caption di Instagram. 15. Hanya Butuh Sabar Ternyata manusia hanya butuh sabar, yakin dan berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya dari Allah, termasuk soal jodoh. Eni Martini Dalam Surat Az Dzariyat ayat 48, disebutkan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan. Maka dari itu, bersabarlah dalam menantinya. Itulah kiranya pengertian dari kata mutiara jodoh rahasia Allah Swt. di atas. Baca juga Kumpulan Kata-Kata Bijak tentang Perpisahan untuk Orang-Orang yang Telah Mewarnai Hidup 16. Jodoh yang Hebat Jodoh memang dipilihkan oleh Tuhan. Jika engkau menghebatkan diri, akan dipilihkan bagimu jodoh yang hebat. Mario Teguh Siapa tak kenal Mario Teguh? Motivator ini memiliki beragam beragam contoh kutipan bijak tentang percintaan, salah satunya adalah kutipan di atas. Kamu bisa menjadikan kata-kata tentang jodoh dari Mario Teguh ini sebagai status di media sosialmu. 17. Bukan Perlombaan Tabahkan hatimu dalam penantian jodoh. Pernikahan bukanlah perlombaan. Anonim Ketika melihat teman, sahabat, atau kerabat seumuranmu sudah menikah, kamu mungkin sempat merasa ingin buru-buru mengakhiri masa lajangmu juga. Namun, kalau belum bertemu orang yang tepat, tetaplah bersabar. Ingatlah kata-kata bijak tentang penantian jodoh ini, bahwasanya menikah bukanlah suatu perlombaan. 18. Garis Takdir Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu. Nima Mumtaz Buat yang sedang mencari quote tentang jodoh pasti bertemu, kutipan di atas bisa dijadikan sebagai pilihan. Percayalah bahwa jodoh itu selalu datang di waktu yang tepat dan saat kamu siap. Ia takkan pernah terlalu cepat atau terlambat. Maka dari itu, bersabarlah menantinya. 19. Tak Mungkin Salah Hinggap Jika bukan diriku yang kau harapkan, aku merelakannya. Sebab, Jodoh takkan mungkin salah hinggap di hati para hamba-hambanya. Hanan Attaki Teruntuk yang cintanya ditolak, tak usah berkecil hati. Itu berarti, dia memang tak mencintaimu dan tak berjodoh denganmu. Relakan penolakannya dan mulailah perbaiki diri. Seperti ungkapan Hanan Attaki dalam kutipan di atas, jodoh tak akan salah hinggap. 20. Terang-Terangan Di hadapanmu aku malu memandangmu. Tapi di hadapan Allah, terang-terangan aku meminta agar dijodohkan denganmu. Anonim Saat jatuh cinta pada seseorang, kamu mungkin merasa malu untuk memandangnya secara langsung. Tapi, janganlah malu di hadapan Allah Swt.. Doakan dan sampaikanlah pada Allah Swt. bila kamu menginginkannya. Itulah kiranya makna dari kata-kata jodoh dan takdir ini. Baca juga Kata-Kata Karma untuk Orang yang Menyakiti Kita agar Menyadari Kesalahan 21. Perbaikilah Diri Sendiri Dulu Lelaki bilang, Zaman sekarang nyari wanita shalihah susah!’ wanita bilang, Zaman sekarang nyari lelaki shalih susah!’ pertanyaannya, Kenapa sibuk mencari, bukan menjadi?’ Anonim Tampaknya, banyak orang yang mengeluh bahwa mencari orang berakhlak baik di bumi ini sudah semakin susah. Namun, sudahkah mereka berusaha untuk menjadi orang-orang yang berakhlak? Daripada sibuk mengeluh, mending perbaiki diri sendiri terlebih dulu. 22. Mempercantik Hati Akan lebih baik mempercantik hati dan budi pekerti diri sendiri. Maka pasangan yang baik akan datang menghampiri. Anonim Jodoh adalah cerminan dari sikapmu sendiri. Bila ingin seseorang yang berbudi pekerti baik, maka milikilah sikap tersebut. Dengan begitu, Tuhan akan memberikan jodoh yang baik pula untukmu. Begitulah pengertian dari kata-kata bijak di atas. 23. Tak Perlu Pusing Jangan pusingkan rencana Allah tentang jodoh yang belum datang karena Allah lebih tahu kapan waktu terbaik bagimu untuk berjodoh. Anonim Karena tak kunjung bertemu dengan jodohnya, seseorang bisa saja merasa tak sabar dan cemas. Apakah kamu juga bersikap demikian? Tenang dan bersabarlah. Sesuai dengan kata mutiara terbaik ini, jodoh itu sudah diatur Allah Swt… 24. Tetaplah Bijak Bijaklah dalam masa penantianmu, kelak kamu akan takjub bagaimana Allah mempertemukan dengan jodohmu. Anonim Kamu sedang mencari kata-kata tentang jodoh pasti bertemu yang bernuansa islami? Nah, kutipan di atas bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan. Yuk, jadikan kutipannya sebagai caption di Instagram-mu. 25. Menyebut Namamu dalam Doanya Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya. Anonim Dalam sepertiga malam, kamu selalu mendoakan seseorang yang kamu sukai dan cintai untuk menjadi jodohmu. Namun, saat doamu tak kunjung terwujud, bisa jadi ia memang bukan jodohmu. Siapa tahu, jodohmu saat ini juga sedang berdoa agar disandingkan dengan dirimu. Baca juga Kata-Kata Galau Penuh Makna sebagai Ekspresi Hati yang Bimbang Pilihlah Kata-Kata tentang Jodoh yang Mewakili Isi Hatimu Demikianlah beragam contoh quotes tentang jodoh terbaik yang dapat kamu renungkan. Dari semua contoh di atas, mana sajakah yang sesuai dan mewakili perasaanmu? Jangan ragu untuk menjadikan kutipannya sebagai caption Instagram atau status di media sosial. Meski sekarang kamu belum memiliki pasangan hidup, janganlah berhenti mencari. Bersabar, berikhtiar, dan berdoalah pada Tuhan agar kamu didekatkan dengan jodoh terbaikmu. Semangat! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
7 "Takdir, masalah, jodoh, dan rezeki sudah diatur Yang Maha Kuasa. Tinggal kita bisa menerimanya dengan ikhlas dan sabar." 8. "Beberapa perjalanan membawa kita jauh dari rumah. Beberapa petualangan menuntun kita menuju takdir kita." - CS Lewis. 9. "Orang yang terhubung dengan takdir akan selalu menemukan satu sama lain." - Visenna. 10. Web server is down Error code 521 2023-06-15 092638 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d79c5cba894b707 • Your IP • Performance & security by Cloudflare UmiPipik sudah ditinggal Ustaz Jefri Al Buchori atau Uje selama 7 tahun. Maut jodoh dan rezeki sudah diatur oleh Allah SWT, jadi jangan takut tidak kebagian. Don't desperately decorate yourself to be as perfect as possible. Even though what you must always guard and improve is the quality of faith in Allah SWT. Jangan mati-matian menghias diri untuk menjadi sesempurna mungkin. .
  • 13az8lqw5b.pages.dev/288
  • 13az8lqw5b.pages.dev/188
  • 13az8lqw5b.pages.dev/398
  • 13az8lqw5b.pages.dev/929
  • 13az8lqw5b.pages.dev/423
  • 13az8lqw5b.pages.dev/269
  • 13az8lqw5b.pages.dev/284
  • 13az8lqw5b.pages.dev/53
  • 13az8lqw5b.pages.dev/877
  • 13az8lqw5b.pages.dev/61
  • 13az8lqw5b.pages.dev/516
  • 13az8lqw5b.pages.dev/443
  • 13az8lqw5b.pages.dev/945
  • 13az8lqw5b.pages.dev/356
  • 13az8lqw5b.pages.dev/844
  • kata kata rezeki jodoh maut sudah diatur oleh allah