Karenaitu, warga Bali Aga di keempat desa ini rata-rata tidak memiliki kawitan atau pura leluhur di Besakih, namun di tepi Tamblingan.Salah satu tradisi yang dijalankan oleh warga keempat desa ini adalah tradisi magangsing (bermain gangsing). Dahulu, permainan gangsing ini hanya dimainkan oleh para petani kopi seusai panen.
ArticlePDF Available AbstractThis writing aimed at identifying forms, meanings, and social factors that cause the differences of kinship address in Balinese language. The data in the form of sentences that contain kinship addresses were collected by applying interview and observation methods. The data were collected from Balinese speakers, literatures, and author’s intuition as a Balinese speaker. The data were analyzed via distributional method with dividing-key-factors and substitution techniques, and referential identity method. The results showed that kinship addresses are in the forms of words and the forms are varied. The meaning of the kinship addresses was based on kinship which can be differed according to lineage and marital linkage. There are addresses denoted to diverse kin, various addresses attribute to a specific kin, and an address that only attributes to a certain kin. Each of kinship addresses have distinction based on various factors, formality, kinship types, age, marital status, sex, and social status. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja on Jan 28, 2019 Content may be subject to copyright. i geDe Bagus Wisnu Bayu temaja sapaan kekeraBatan ...211SAPAAN KEKERABATAN DALAM BAHASA BALIKINSHIP ADDRESSES IN BALINESE LANGUAGEI Gede Bagus Wisnu Bayu TemajaIlmu Linguistik, Universitas Gadjah MadaJalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Telepon 0274 513096, Faksimile 0274 550451Pos-el wisnubt naskah masuk 17 Juli 2018Tanggal revisi akhir 27 Desember 2018Abstract Keywords Abstrak penyebab perbedaan sapaan kekerabatan dalam bahasa Bali. Data berupa kalimat yang mengandung sapaan kekerabatan dikumpulkan dengan menerapkan metode cakap dan simak. Data diperoleh dari penutur bahasa Bali, pustaka-pustaka bahasa Bali, dan intuisi penulis sebagai penutur bahasa Bali. Data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan ganti, dan metode padan referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan bentuk lingualnya, sapaan kekerabatan berupa kata dan memiliki variasi bentuk. Makna sapaan mengacu pada referen berupa kerabat yang dibedakan atas kekerabatan yang diperoleh dari garis keturunan dan perkawinan. Terdapat sebuah sapaan yang mengacu pada banyak referen kerabat, ragam sapaan untuk satu referen kerabat, dan sebuah sapaan untuk satu referen kerabat. Masing-masing sapaan kekerabatan memiliki perbedaan didasarkan atas faktor keformalan, jenis kekerabatan, umur, status pernikahan, jenis kelamin, dan status kunci sapaan, kekerabatan, bentuk, makna, faktor 212Metalingua, Vol. 16 No. 2, Desember 2018211–220 1. PendahuluanInteraksi terjadi ketika adanya komunikasi baik melalui cara lisan maupun tulis yang dapat berlangsung secara langsung ataupun tidak langsung dan melibatkan pelaku tutur. Ketika terjadi interaksi antara pelaku tutur, salah satu komponen yang menjadi bagian dari interaksi adalah adanya proses saling menyapa. Adapun pelaku tutur tersebut yaitu pembicara, lawan bicara, dan isi pembicaraan Wibowo dan suatu interaksi melibatkan satu aspek penting yaitu penyapaan. Penyapaan dalam interaksi dilaksanakan menggunakan kata sapaan. sapaan merujuk pada morfem, kata, atau frasa yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan antarpelaku tutur. Pelaku tutur yang dimaksud adalah penutur atau pembicara dan lawan tutur. Saat penutur menyapa lawan tutur, penutur menggunakan sapaan bergantung pada hubungannya dengan lawan tutur. Sapaan dapat dibedakan menjadi sapaan pronomina persona, kekerabatan, nama, pekerjaan, keakraban, dan keagamaan Wijana, 199135. Berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sapaan kekerabatan, dalam menyapa salah satu anggota kekerabatan, sapaannya cenderung beragam dan dalam tiap bahasa berbeda-beda. Misalnya saat seseorang menyapa ayahnya, bahasa Inggris mengenal sapaan father dan daddy, sedangkan bahasa Indonesia mengenal bentuk ayah dan papa. Kedua sapaan termasuk ke dalam sapaan kekerabatan karena pelaku tutur memiliki hubungan kekerabatan, yaitu antara anak sebagai penutur dan ayah sebagai lawan tutur. Dalam bahasa Bali BB bahasa Austronesia; sebagian besar dituturkan di Bali, Indonesia; tiga juta lebih penutur, sapaan untuk ayah dapat berupa dan nanang. Jika dibandingkan dengan sapaan bahasa Indonesia dan Inggris yang hanya memiliki dua bentuk sapaan untuk ayah, berbeda halnya BB yang memiliki empat bentuk. Adanya empat bentuk sapaan, seperti untuk ayah, menjadi salah satu bukti adanya sapaan kekerabatan dalam BB. Selain itu, beragamnya bentuk sapaan untuk acuan sebuah referen seperti ayah menjadi keunikan bahwa hal ini penting untuk ini khusus membicarakan sapaan kekerabatan yang dipergunakan dalam BB. Kajian sapaan kekerabatan BB penting dilaksanakan mengingat penyapaan tiap kerabat memiliki beragam bentuk lingual, seperti penyapaan ayah’ memiliki empat variasi bentuk lingual, dan sapaan kekerabatan lainnya yang diasumsikan memiliki bentuk sapaan yang juga bervariasi. Variasi tersebut muncul dipengaruhi oleh beragam faktor sosial. Sapaan kekerabatan berhubungan dengan kekerabatan sebagai realisasi dari sapaan jenis tersebut. Kekerabatan di Bali dibedakan menjadi kekerabatan berdasarkan garis keturunan dan garis pernikahan. Kekerabatan berdasarkan garis keturunan disebut sistem patrilineal atau garis keturunan dari ayah, dan di Bali dikenal dengan istilah purusa Asmarajaya, 2017. Di sisi lain, kekerabatan berdasarkan garis perkawinan ada di pihak kekerabatan BB memiliki berbagai bentuk seperti dalam menyapa satu referen kerabat, misalnya, sapaan untuk ayah’. Beragamnya bentuk sapaan untuk ayah bukannya tanpa alasan mengingat keragamannya muncul karena faktor sosial Saleh, 201721. Faktor sosial yang dimaksud adalah faktor-faktor di luar kebahasaan seperti status sosial, umur, jenis, dan kelamin. Status sosial menjadi salah satu faktor yang menyebabkan beragamnya sapaan kekerabatan ada di Bali. Status sosial direalisasikan dalam bentuk sistem kasta, misalnya sapaan dipergunakan oleh golongan kasta Brahmana. Ketika seorang anak menggunakan untuk menyapa ayahnya dalam kasta Brahmana, hal tersebut menjadi ciri khas kasta. Ciri khas itu kemudian melahirkan kelompok tutur tersendiri di dalam kekerabatan berlandaskan kasta. Kasta menjadi realisasi dari kelompok tutur yang menyebabkan mereka menggunakan bentuk yang sama seperti sapaan mengacu pada bentuk dan makna atau referen kerabat yang diacu, sapaan kekerabatan BB juga memiliki perbedaan yang didasarkan atas faktor ini dilaksanakan dengan penelitian ini mengkaji bentuk lingual, makna kerabat yang diacu, dan faktor sosial yang i geDe Bagus Wisnu Bayu temaja sapaan kekeraBatan ...213memengaruhi perbedaan penggunaan sapaan terkait pernah dilaksanakan oleh Wijana 1991 yang mengkaji penggunaan sapaan dalam bahasa Indonesia. Ia menemukan realisasi sapaan dapat berupa pronomina persona, kekerabatan, nama, pekerjaan, keakraban, dan keagamaan. Dalam BB, Kamajaya 2014 mengkaji sapaan berupa pronomina persona. Penelitian itu mengupas struktur semantik dari sapaan pronomina. Mengingat realisasi sapaan lainnya belum dikupas dalam BB sehingga penelitian ini berupaya melengkapi pemetaan sapaan dalam BB, dimulai pada sapaan kekerabatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, yaitu sapaan kekerabatan, Sari, Ermanto, dan pemakaian sapaan kekerabatan dalam bahasa Melayu di Riau. Kajian Sari dkk. 2013 dapat menjadi ancangan di dalam mengkaji sapaan kekerabatan pada tiga kajian di atas, penelitian sapaan kekerabatan dilaksanakan mengingat objek ini belum mendapat perhatian dalam kajian sapaan BB sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat melengkapi pemetaan bentuk sapaan dalam pada terlaksananya pendokumentasian dan pelestarian kearifan lokal yang direalisasikan dalam bentuk sapaan kekerabatan sebagai sarana untuk memperkenalkan bahasa dan tatanan hidup masyarakat Bali, serta sebagai bahan di dalam pembelajaran bahasa Wijana, 199135.Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian data. Penyediaan data dilaksanakan dengan menerapkan metode cakap dan simak Sudaryanto, 2015. Data berupa kalimat yang mengandung sapaan kekerabatan diperoleh dari penutur BB sebagai sumber data primer, dan pustaka-pustaka yang memuat sapaan BB serta penulis sebagai anggota masyarakat dan penutur BB sebagai sumber data sekunder. Analisis data dilaksanakan dengan menerapkan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan ganti, dan metode padan referensial Sudaryanto, 2015. Teknik bagi unsur langsung diterapkan guna membagi kalimat ke dalam beberapa konstituen guna Teknik ganti diterapkan mengingat sapaan dapat berganti satu sama lain sebagai subjek dan objek tuturan. Kedua teknik diterapkan untuk menganalisis bentuk sapaan. Kemudian, metode padan referensial diterapkan untuk menganalisis makna dan faktor disajikan menggunakan tabel dan uraian berupa kata-kata. Pada bagian akhir, ditarik simpulan dari pembahasan hasil Kerangka TeoriPelaksanaan penelitian ini memerlukan teori penelitian. Seperti yang sudah diketahui bahwa sapaan digunakan untuk menyapa seseorang yang berbeda-beda bergantung pada hubungan dengan seseorang tersebut di dalam komunikasi, sapaan memiliki fungsi untuk menyapa yang dibarengi oleh konteks Sari dkk., 2013513. Dalam realisasinya, secara lingual bentuk sapaan dapat berupa morfem, kata, ataupun frasa satuan terkecil kebahasaan dan tidak mampu dibagi kembali menjadi bagian bermakna; kata dapat berdiri sendiri dan terbentuk dari morfem dan gabungan morfem; dan frasa terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih dan bersifat non-Chaer 2000107 menyatakan bahwa sapaan berfungsi untuk menegur dan lebih jelasnya untuk menyapa referen berupa orang kedua atau yang diajak bertutur. Dalam sapaan kekerabatan, untuk kekerabatan sendiri, Mahmud 200315 menyebut bahwa kekerabatan menyangkut hubungan sosial berdasarkan garis keturunan dan perkawinan. Tiap sapaan kekerabatan akan dipergunakan oleh pembicara untuk menyapa lawan tutur yang masih memiliki hubungan kerabat. Satuan kebahasaan yaitu bentuk sapaan memiliki referen yang diacu di luar kebahasaan atau dalam hal ini adalah kerabat Wijana 1991 menyatakan bahwa sapaan memiliki perbedaan karena dipengaruhi oleh faktor keformalan, jumlah, jenis kelamin, kekerabatan, umur, hubungan perorangan, status pernikahan, status sosial, dan latar belakang agama. 214Metalingua, Vol. 16 No. 2, Desember 2018211–220 3. Hasil dan Pembahasan Pemaparan hasil analisis diuraikan ber- bentuk, makna, dan faktor sosial yang memengaruhi perbedaan sapaan Bentuk SapaanSapaan kekerabatan BB berdasarkan bentuk lingualnya hanya berupa kata. Tidak ditemukan sapaan kekerabatan berupa frasa ataupun satuan lingual lainnya. Realisasi penggunaan sapaan kekerabatan dapat memperhatikan kalimat berikut.1 Dadong? Sapaan dadong 1 merupakan salah satu realisasi sapaan kekerabatan. Pada data lainnya, sapaan dadong dipergunakan dalam bentuk lain, yaitu dong, perhatikan kalimat berikut.1 Dong! Kalimat 1 dan 2 menampilkan sapaan dadong yang dapat berupa dong. Penulis menggolongkan dadong sebagai variasi bentuk dong. Adapun realisasi bentuk sapaan kekerabatan BB secara lengkap dapat diperhatikan pada Tabel 1 1 Bentuk Sapaan KekerabatanSapaan Variasi Bentukbapa ayah’ pananang ayah’ nangaji ayah’ jikguru ayah’ rubiang ibu’ yangmeme ibu’ mekbeli kakak laki-laki’ blimbok kakak perempuan’ -adi adik’ dipekak kakek’ kakkakiang kakek’ kiangkaki kakek’ kakwayah kakek’ ayahmbah nenek’ -nini nenek’ niniang nenek’ nyangdadong nenek’ dongodah nenek’ dahkumpi buyut’ piputu cucu’ Tucening anak/cucu’ ningKolom pertama merupakan bentuk sapaan yang berupa satuan kata. Sapaan tersebut memiliki variasi bentuknya masing-masing kolom kedua. Adanya variasi bentuk tersebut terjadi karena proses fonologis dan besar variasi bentuk mengalami proses morfologis pemenggalan clipping, yaitu dengan menghilangkan silabel awal sapaan dari bentuk lengkapnya. Adapun proses ini terjadi pada sapaan dan ning. Khusus pada sapaan dengan variasi bentuknya , terdapat tambahan bunyi glotal /k opsional, variasi bentuknya dapat berupa ataupun . Akan tetapi, jika diikuti oleh bentuk nama, bunyi glotal // wajib hadir, seperti dan . Kasus serupa juga ditemukan pada sapaan meme dengan variasi bentuknya yang jika diikuti bentuk nama bentuknya wajib diikuti bunyi glotal //, mek, misalnya dan . Selanjutnya, dapat diperhatikan pula data , mengalami penghilangan silabel awal bi-, yang seharusnya menjadi *ang, tetapi bentuk tersebut tidak berterima. Di antara silabel biang terdapat bunyi pelancar berupa semivokal /y/ yang hanya terlihat jika datanya ditranskripsikan secara fonetis [biy bentuk biang berupa yang bentuk fonetisnya, dan bukannya *ang. Lebih lanjut, data wayah dengan variasi bentuknya yah, membuatnya dapat berbentuk yah atau ayah. Jika bentuk yang dipilih hal itu mengalami proses fonologis berupa perubahan bunyi, yaitu aferesis apheresis atau penghilangan segmen Selain proses morfologis di atas dan proses fonologis sebelumnya, sapaan kak mengalami proses apokope apocope atau penghilangan bunyi pada segmen akhir i geDe Bagus Wisnu Bayu temaja sapaan kekeraBatan ...215yang mengalami proses sinkope syncope atau penghilangan segmen bunyi di tengah kata sapaan bli yang mengalami penghilangan nukleus vokal /e/ pada silabel pertama. Proses sinkope juga terjadi pada sapaan niang fonetisnya, [niy [ terjadi proses merger atau penggabungan fonem, selain sinkope. Pada awalnya terjadi penghilangan vokal /i/ pada silabel pertama sehingga menjadi [niy [ny y/ menjadi lemah yang membuatnya bergabung dengan konsonan alveolar nasal /n/ sehingga menghasilkan konsonan baru, yaitu palatal nasal //, menciptakan [niy[Terdapat bentuk sapaan yang tidak memiliki variasi bentuk seperti sapaan mbok dan mbah. Hal itu disebabkan kedua sapaan hanya terdiri atas satu silabel. Syarat silabel untuk muncul ialah sedapatnya melibatkan sebuah bunyi vokal hanya mengandung satu bunyi vokal. Selain itu, konsonan /m/ dan /b/ merupakan konsonan homorgan yang berasimilasi satu sama lain, membuatnya seolah sebagai “konsonan tunggal”. Makna SapaanMakna sapaan berhubungan dengan acuan dari bentuk lingual sapaan yang ditujukan untuk referen di luar kebahasaan, yaitu orang yang termasuk kerabat. Bentuk sapaan yang dipakai dalam analisis ini adalah sapaan yang secara lingual berupa bentuk/kata penuh1. Dari analisis makna ini ditemukan sapaan kekerabatan dalam BB yang digolongkan berdasarkan garis keturunan dan garis perkawinan. Masyarakat Bali menganut sistem patrilineal sehingga kekerabatan menurut garis keturunan diperhitungkan dari pihak ayah, sedangkan garis perkawinan dari pihak sapaan kekerabatan berdasar-kan garis perkawinan dapat diperhatikan dalam penyapaan 3 dan 4 berikut. 3 Meme. Ibu, saya sekarang berangkat sekolah.’1 4 cening! Sering-seringlah belajar dan membaca buku, cucu!’Tabel 2 Referen Sapaan KekerabatanSapaan Garis Keturunan Garis Perkawinanaji, guru, bapa, nanangayah kandung, kakak laki-laki ayah paman, adik laki-laki ayah paman,ayah mertua, kakak laki-laki ibu paman, adik laki-laki ibu paman, suami dari kakak ibu paman, suami dari adik ibu paman, suamibiang, memekakak perempuan ayah bibi, adik perempuan ayah bibiibu kandung, ibu mertua, kakak perempuan ibu bibi, adik perempuan ibu bibi, istri dari kakak ibu bibi, istri dari adik ibu bibi, istribeli kakak laki-laki suami kakak kakak ipar, suami, kakak laki-laki dari suami kakak ipar, kakak laki-laki dari istri kakak iparmbok kakak perempuanistri kakak kakak ipar, kakak perempuan dari suami kakak ipar, kakak perempuan dari istri kakak iparadi - istripanggil namaadik laki-laki, adik perempuanistri adik adik ipar, suami adik adik ipar, menantu, istri, adik perempuan dari suami adik ipar, adik perempuan dari istri adik ipar, adik laki-laki dari suami adik ipar, adik laki-laki dari istri adik iparkakiang, kaki, wayah, pekakayah dari ayah kakek, kakak laki-laki kakek, adik laki-laki kakek,ayah dari ibu kakeknini, niang, mbah, odah, dadongibu dari ayah nenek, kakak perempuan kakek, adik perempuan kakek,ibu dari ibu nenekkumpi ayah dari kakek buyut, ibu dari kakek buyut- 216Metalingua, Vol. 16 No. 2, Desember 2018211–220 cening, panggil namaanak -putu, cening, panggil namacucu -Sapaan kekerabatan berdasarkan garis keturunan, terutama dalam Tabel 2. Makna sapaan kekerabatan yang diacu dapat digolongkan kembali menjadi 1 sapaan yang memiliki beragam referen dan 2 sapaan yang khusus mengacu pada satu referen. Pertama, sapaan yang memiliki beragam referen, seperti ragam sapaan dan nanang, mengacu pada sapaan untuk ayah kandung dan paman adik dan kakak laki-laki ayah. Sapaan biang dan meme dipergunakan untuk menyapa kedua bibi, baik untuk adik perempuan ayah maupun kakak perempuan ayah. Kemudian, sapaan dan pekak dipakai untuk menyapa kakek ayah dari ayah dan saudara laki-laki kakek, baik adik maupun kakaknya. Untuk penyapaan nenek ibu dari ayah dan saudara perempuan kakek baik kakak maupun adiknya dipergunakan sapaan dan dadong. Lalu, sapaan kumpi mengacu pada sapaan untuk buyut laki-laki ayah dari kakek dan buyut perempuan ibu dari kakek. Sapaan cening merupakan sapaan untuk anak dan cucu. Selain sapaan itu, beberapa bentuk sapaan menggunakan sapaan berupa nama panggil nama untuk menyapa adik, anak, dan cucu. Dalam BB sapaan berdasarkan garis keturunan yang memiliki beragam acuan tidak membedakan referen yang diacu. Hal itu bergantung pada hubungan kekerabatan antara penutur dan lawan sapaan yang hanya mengacu pada satu referen khusus berdasarkan garis keturunan terdapat pada sapaan dan putu. Sapaan beli mengacu pada penyapaan untuk kakak laki-laki. Sapaan untuk kakak perempuan mempergunakan sapaan mbok. Kemudian, sapaan putu hanya mengacu pada sapaan untuk cucu selain sapaan berupa cening dan nama. Untuk sapaan putu ini berbeda dengan bentuk nama Putu yang merupakan salah satu bentuk penamaan orang Bali untuk anak kelahiran Selanjutnya, dibahas sapaan untuk menyapa kerabat berdasarkan garis perkawinan. Realisasi penggunaannya dapat memperhatikan 5 Adi nah! Istri sayang, jangan lupa menyapu di depan rumah ya!’ nanang? Mau ke mana ayah mertua?’Kekerabatan berdasarkan garis perkawinan dalam Tabel 2 juga memiliki bentuk sapaannya tersendiri meskipun terdapat beberapa kesamaan dengan sapaan garis keturunan. Sama seperti analisis makna pada garis keturunan, pembahasan makna di sini juga dipisahkan berdasarkan 1 sapaan untuk beragam referen dan 2 sapaan untuk satu referen khusus. Pertama, sapaan biang dan meme mengacu pada ragam penyapaan untuk ibu kandung, ibu mertua, dan bibi kakak dan adik perempuan ibu; bibi istri dari kakak dan adik ibu, serta untuk istri. Sapaan dan nanang merupakan sapaan untuk ayah mertua, paman, dan suami. Selanjutnya, sapaan untuk istri kakak kakak ipar dan kakak ipar, baik kakak perempuan dari suami maupun istri, mempergunakan sapaan mbok. Lalu, sapaan beli menjadi acuan untuk penyapaan suami kakak kakak ipar dan kakak ipar kakak laki-laki dari suami ataupun istri. nama panggil nama menjadi bentuk sapaan yang dipakai untuk menyapa semua adik ipar dan juga untuk istri. Secara keseluruhan, sapaan berdasarkan garis perkawinan dengan beragam referen tidak memiliki perbedaan di antara referen yang diacu sapaan yang hanya mengacu khusus untuk satu referen saja antara lain adi yang dipergunakan untuk menyapa istri. Sapaan untuk kakek diacu menggunakan dan pekak. Lalu, yang terakhir sapaan dan dadong dipergunakan untuk menyapa nenek ibu dari ibu. Mengingat pembahasan makna hanya terbatas pada acuan anggota kerabatnya, diperlukan uraian lanjutan guna mengetahui ranah penggunaan dan penyebab beragamnya referen untuk acuan tertentu. Hal tersebut dibahas pada uraian faktor sosial. i geDe Bagus Wisnu Bayu temaja sapaan kekeraBatan ... Faktor SosialAdanya perbedaan tiap sapaan kekerabatan menunjukkan kegunaan yang beragam dari tiap-tiap bentuk sapaan. Perbedaan dipengaruhi oleh faktor-faktor luar kebahasaan, yakni faktor sosial Wijana, 199135. Faktor sosial pembeda sapaan kekerabatan BB meliputi faktor keformalan, jenis kekerabatan, umur, status pernikahan, jenis kelamin, dan status sosial. Faktor ini dianalisis melalui penyapaan dan pembicaraan penutur kepada lawan tutur yang dianggap berkerabat dalam pertama, yaitu keformalan dapat dibagi menjadi ragam formal dan nonformal. Faktor ini menunjukkan bagaimana sapaan kekerabatan salah satunya sebagai penunjuk keformalan. Faktor keformalan dapat ditelusuri melalui adanya perbedaan sapaan kekerabatan dilihat dari bentuknya, yaitu antara bentuk penuh dan variasi bentuknya. Sapaan berupa kata penuh dipergunakan dalam ragam formal. Saat penutur P menyapa dan berbicara dengan lawan tutur LT pada konteks kerabat cenderung menggunakan ragam formal. Misalnya, dalam paruman rapat’ antara keluarga besar 7 berikut, seseorang P berbicara dengan ayahnya LT perihal pemugaran pura.7 Bapa . Bapak, sekarang saya ingin berbicara perihal pemugaran pura kita ini.’Penggunaan bapa 5 sebagai sapaan menunjukkan bahwa situasi pemakaiannya berada pada ranah formal, yaitu dalam suasana rapat. Selain itu, keseluruhan isi tuturannya menggunakan ragam tingkat tutur BB alus ragam tinggi yang menandakan konteksnya formal. Kendatipun hubungan antara mereka berkerabat, antara ayah dan anak, mengingat situasinya formal, bahasanya pun mengikuti ragam formal, termasuk juga penggunaan sapaan kekerabatan menggunakan kata penuh. Hal itu akan berbeda jika konteksnya berubah ke ranah nonformal, seperti saat sang anak P mengobrol santai dengan ayahnya LT di lumbung pa diabetes nyan! Kurangi sekarang makan gula pak, supaya tidak diabetes nanti!’Penggunaan sapaan pabahwa situasinya berubah menjadi informal yang ditandai dengan penggunaan BB andap ragam rendah. Hal itu menunjukkan bahwa sapaan kekerabatan berupa variasi bentuk, yaitu bentuk nonformal atau disebut juga untuk penggunaan bahasa sehari-hari . Di sisi lain, pada beberapa kasus, perlu diperhatikan bahwa terdapat sapaan yang tidak memiliki variasi bentuk yaitu mbok dan mbah. Pembedaan keformalan kedua sapaan akan sulit dilacak jika tidak dipergunakan dalam penyapaan yang dibarengi konteks, seperti situasi formal 9 dan nonformal 10 saat seseorang P berbicara dengan mbok kakak perempuan’ LT dan mbah nenek’ LT.9 Mbok, Mbah iragane. Mbok/mbah sekarang saya akan berbicara masalah pemugaran pura milik kita.’10 mbok diabetes nyan! mbah Kurangi sekarang makan gula mbok/mbah, supaya tidak diabetes nanti!’Dari konteks kedua kalimat di atas, secara keformalan sapaan mbok dan mbah dapat menjadi penunjuk bentuk formal dan informal tergantung konteks penggunaannya, yaitu tempat, situasi, dan ragam tingkat tutur yang berdasarkan jenis kekerabatan ditelusuri melalui hubungan kekerabatan antara P dan LT dalam interaksi sehingga dapat dilihat perannya sebagai penunjuk kekerabatan. bahwa hubungan kekerabatan yang terjadi yaitu antara seorang anak P dan ayahnya LT melalui penggunaan bapa dan pa oleh sang anak. Kemudian, pada tuturan 9, hubungan yang terjadi adalah antara seorang adik dan kakak perempuannya melalui sapaan mbok, serta antara seorang cucu dan neneknya melalui penggunaan sapaan mbah. Hubungan kekerabatan ini dapat diperhatikan pada referen tiap sapaan kekerabatan dalam Tabel 2 mengingat kajian ini lebih terfokus pada sapaan menurut perbedaan umur dapat membedakan bentuk sapaan yang dipergunakan 218Metalingua, Vol. 16 No. 2, Desember 2018211–220 bergantung pada siapa lawan tutur kerabat yang diajak berinteraksi. Sejatinya pengaruh umur ini dapat diperhatikan pada pembahasan dalam kembali pada konteks tuturan untuk memperjelas adanya pengaruh umur. Saat seseorang P menyapa orang lebih dewasa dan tua dalam lingkup kerabat sebagai lawan tutur LT, dia dapat mempergunakan sapaan seperti pekak, dan kumpi bentuk tersebut mewakili ragamnya masing-masing, perhatikan kalimat 11 berikut. Bapa Pekak11 Meme suba madaar tengaine? Mbah sudah makan siang Kumpi harinya?’Sapaan mbok dan beli ditunjukkan bila seseorang mengalamatkan sapaan untuk mereka yang lebih tua dalam kerabat, tetapi tergolong masih muda, seperti yang ditampilkan pada tuturan 12.12 beli mani? mbok Mau pergi ke mana besok?’Kemudian, sapaan cening dan putu diberikan untuk mereka yang lebih muda di dalam hubungan kekerabatan, misalnya pada penyapaan 13 berikut.13 Cening da engsap mebakti Putu nyen! Jangan lupa sembahyang lagi sebentar!’Faktor umur menjadi penunjuk perbedaan penggunaan sapaan kekerabatan. Selain itu, terdapat sapaan khusus dalam lingkup umur yaitu sapaan adi oleh seseorang yang lebih dewasa. sudah menikah, yaitu adi ditunjukkan oleh suami kepada istrinya. Hal ini akan lebih dibicarakan pada faktor berdasarkan status kekerabatan berdasarkan status pernikahan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sapaan untuk suami dan istri. Sapaan untuk suami oleh istrinya dapat berupa , dan beli. Sapaan beli umumnya lebih lazim dipergunakan dibanding empat lainnya, mengingat ketiganya lebih berasosiasi dengan sapaan untuk ayah, sedangkan sapaan istri oleh suami dapat menggunakan sapaan berupa , dan meme. Penggunaan sapaan berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada kalimat 5.Faktor berdasarkan jenis kelamin dapat menjadi pembeda penggunaan sapaan kekerabatan. Jenis kelamin di sini merupakan identitas biologis yang diperoleh dari lahir. Jenis kelamin dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Sapaan untuk kerabat berjenis kelamin laki-laki, antara lain , dan beli. Kemudian, sapaan untuk perempuan meliputi , mbok, dan adi. Selain sapaan berdasarkan dua jenis kelamin, terdapat sapaan yang dapat mengacu pada laki-laki dan perempuan bergantung pada referen yang diacu dalam penyapaan kerabat. Adapun sapaan tersebut, ialah dan bentuk nama panggil nama. Hal ini sejatinya dapat diperhatikan kembali pada tiap referen kerabat yang dibawai oleh setiap sapaan dalam Tabel terakhir yaitu status sosial yang direalisasikan dalam sistem kasta dalam masyarakat Bali. Struktur masyarakat yang heterogen, seperti di Bali ini, memengaruhi struktur dan penggunaan ini tercermin jelas dari perbedaan tiap sapaan, misalnya sapaan biang dan meme dipakai oleh kasta yang berbeda. Kasta ini terdiri atas empat macam, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta ini diwariskan dari zaman feodal di Bali. Kasta Brahmana merupakan mereka yang berasal dari keturunan pendeta dan pemuka agama. Kasta Ksatria adalah mereka yang berasal dari keturunan para raja, bangsawan, dan pejabat kerajaan. Kasta Waisya adalah kalangan yang berasal dari keturunan pengusaha dan pedagang. Lalu, kasta Sudra adalah kaum keturunan pekerja dan petani. Identitas kasta tiap orang secara sederhana dapat dilihat dari bentuk penamaan yang diberikan kepada masing-masing individu Temaja, 2017.Sapaan , dan nanang yang umumnya diperuntukkan untuk sapaan ayah, masing-masing dipergunakan oleh kasta yang berbeda. Sapaan umumnya dipergunakan oleh mereka yang berasal dari kasta Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Kemudian, sapaan bapa dan nanang umumnya menjadi sapaan di kalangan orang Sudra. Lalu, sapaan guru sendiri i geDe Bagus Wisnu Bayu temaja sapaan kekeraBatan ...219tetapi secara kawitan2 dipakai oleh orang yang berasal dari kawitan Bhujangga Waisnawa tentang kawitan tidak terlalu dibicarakan dalam penelitian ini. Sapaan biang dan meme merupakan bentuk sapaan untuk ibu dipakai oleh kasta yang berbeda-beda. Sapaan biang dipakai oleh mereka yang berasal dari kasta Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Lalu, sapaan meme dipakai oleh kalangan kasta Sudra. Sapaan dan pekak, pertama, sapaan kakiang dipakai oleh kalangan Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Realisasi penggunaan sapaan kekerabatan berdasarkan kasta dapat memperhatikan sapaan seseorang kepada kakeknya di dalam keluarga Brahmana 14.14 kakiang! Ingat lagi sebentar makan pilnya kakek!’Selain itu, sapaan untuk kakek lainnya, seperti wayah, umumnya dipergunakan oleh mereka yang berasal dari kalangan Ksatria dan Waisya. Lalu, kaki dan pekak merupakan sapaan oleh mereka dalam kasta Sudra. Sapaan dan dadong adalah sapaan umum untuk nenek. Sapaan nini dipakai oleh mereka yang berasal dari kalangan Ksatria dan Waisya. adalah sapaan nenek di dalam kasta Brahmana. Ada yang mengatakan bahwa sapaan niang ini dipakai untuk mereka yang berasal dari kasta Ksatria, Waisya, dan Sudra lalu menikah dengan kalangan Brahmana. yang umumnya ditemukan pada sapaan kekerabatan di antara kalangan Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kemudian, sapaan odah dan dadong adalah sapaan nenek di antara kalangan Sudra. Berbagai sapaan lainnya seperti dan adi adalah sapaan yang tidak memiliki batas kasta di dalam penyapaannya pada ranah perkembangan zaman, sapaan kekerabatan berdasarkan faktor kasta sifatnya sudah mencair, artinya bahwa pemaparan sapaan yang dipengaruhi kasta ini sudah tidak seluruhnya seperti pembahasan sebelumnya mengingat di zaman modern ini, kasta juga tidaklah dipandang sebagai suatu yang mutlak. Hal itu lebih pada pembentukan identitas sebagai hasil dari penggunaan bahasa Holmes, 2 adalah seperti penggunaan sapaan dengan bentuk berbeda antartiap kasta yang menunjukkan dari kasta mana seseorang berasal. Saat di luar lingkungan keluarga dan kasta, sekat pembeda kasta agak sulit untuk dibedakan. Ditemui kasus ketika seseorang memanggil ibunya dengan sapaan biang padahal yang bersangkutan termasuk kasta Sudra. Hal itu mungkin terjadi karena yang bersangkutan tinggal di lingkungan mereka yang berasal dari kasta Brahmana, Ksatria, ataupun Waisya sehingga memilih meniru menggunakan sapaan biang dalam menyapa ibu. Selain itu, ada pengaruh lain, yaitu “pengangkatan” derajat keluarga karena adanya motivasi bahwa dengan menggunakan sapaan ini berarti yang bersangkutan dipandang sebagai orang berada atau berasal dari kasta tinggi. kekerabatan berdasarkan kasta ini begitu cair dalam tatanan masyarakat Bali SimpulanDi dalam menyapa kerabat, masyarakat Bali memiliki berbagai sapaan untuk merealisasikannya, yakni tercermin dalam bentuk sapaan kekerabatan. Secara lingual, bentuk sapaan kekerabatan secara umum berbentuk kata dan masing-masing memiliki variasi bentuk sebagai hasil proses fonologis dan morfologis. Setiap makna kerabat dari sapaan dapat diacu oleh banyak bentuk lingual. Sebuah sapaan dapat menjadi acuan untuk beragam anggota kekerabatan ataupun satu sapaan untuk satu hubungan kerabat saja. Penyapaan kekerabatan digolongkan atas kekerabatan dari garis keturunan dan garis beberapa keberagaman sapaan kekerabatan disebabkan oleh beberapa faktor sosial, yang meliputi keformalan, jenis kekerabatan, umur, status pernikahan, jenis kelamin, dan status sosial. Faktor yang paling kompleks dalam sapaan kekerabatan BB adalah status sosial berupa kasta. Ketika seseorang menyapa kerabat menggunakan bentuk tertentu, orang yang menyapa dan diacu dapat dilihat identitasnya atau berasal dari kasta mana orang tersebut, tentu saja dalam konteks hubungan kekerabatan. 220Metalingua, Vol. 16 No. 2, Desember 2018211–220 SaranHasil temuan ini mudah-mudahan dapat memberikan sumbangsih dalam kajian sapaan yang mengungkap bahwa faktor sosial memengaruhi perbedaan sapaan juga didasarkan atas faktor status sosial berupa PustakaAsmarajaya, I Made. 2017. “Sistem Kekerabatan Kepurusa di Bali.” Vol. Chaer, Abdul. 2000. . Jakarta Bharata Karya Aksara.An Introduction to Sociolinguistics Edisi Ketiga Essex Pearson Education Bali. 2015. “Mengetahui Makna dan Sejarah Kawitan di Bali”. Pukul I Ketut Agus Adi. 2014. “Struktur Semantik Pronomina Persona dalam Sistem Sapaan Bahasa Bali.” Vol. 21 Maret 2014.Fungsi Bahasa dan Sikap BahasaEdisi Keempat. Jakarta Gramedia Pustaka Raja. 2017. “Bentuk Sapaan Kekerabatan dalam Bahasa Banjar di Tembilahan, Riau. dalam Bahasa Melayu di Kepenghuluan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.” Maret 2015. Temaja, I Gede Bagus Wisnu Bayu. 2017. “Sistem Penamaan Orang Bali.” HumanikaDesember Ridha Mashudi dan Retnaningsih, Agustin. 2015. “Dinamika Bentuk-Bentuk Sapaan sebagai HumanioraWijana, I Dewa Putu. 1991. Sastra Universitas Gadjah Mada.. ... On the island of Bali, two mother tongues are members of the Austronesian languages, namely Balinese and Balinese Malay. Balinese is a regional language in Indonesia spoken on the island of Bali Temaja, 2018dTemaja, , 2018b, parts of Lombok, and the east coast of East Java. Balinese is one of Indonesia's languages with many speakers Temaja, 2018aTemaja, , 2021. ...Ida Ayu Putu Aridawati I Gede Bagus Wisnu Bayu TemajaIda Bagus Rai PutraI Gusti Ayu ArminiThis research aimed to explore the genetic relationship between Balinese and Balinese Malay quantitatively and qualitatively. The research was conducted in three steps 1 data collection, 2 data analysis, and 3 data display. Data collection was conducted by implementing the interview method through a guided interview, recording, and note-taking techniques. The data were 200 Swadesh word lists collected from speakers of both languages as the data. Data analysis was conducted by implementing lexicostatistics and phonemic correspondence techniques. The data were displayed formally and informally, as well as in both combinations. The research results showed that both languages have a 36% genetic relationship percentage. The time between the two languages was presumed to have diverged around 2,354 – 2,157 years ago. It is estimated that both languages started to diverge from their earlier proto-language around 2,569 years ago. In addition, six phonemic correspondences of both languages consist of /ə – a /, / i – ə /, / a – ə /, / o – u /, / u – o /, and / h – r /. Concerning the levels of language classification, the genetic relationship of both languages belongs to a common language family since the results are within the percentage range 36-81% and diverged year range 500-2,500 years. Based on the genetic language typology, it can be concluded that both languages belong to Austronesian languages. Specifically, they belong to the subfamily Malayo-Sumbawan Putu Ayu Kartika DewiI Wayan SubakerThe aim of this article is to find the mapping of Balinese address terms and its translation into English in a Folktale entitled I Juragan Anom. The mapping is used to categories and make clear the major conceptual of the address term are used in folktale I Juragan Anom. Based on the simple analysis, the mapping of Balinese address terms can be categories into three, there are 1 Balinese address term sub-type indicating honorific caste system; 2 Balinese address term sub-type personal name system; and 3 Balinese address term sub-type DiyantiThis article aims to analyze the types of kinship greeting words in Kerinci language and social factors that influence the types of kinship greeting words in Kerinci language in Gunung Raya sub-district, Kerinci district. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. The research data is the kinship greeting words in Kerinci language in Gunung Raya sub-district, Kerinci district. The research data comes from informants as native speakers of Kerinci language who live in Gunung Raya result of this study is the community kinship system of Gunung Raya sub-district based on matrilineal lineage, someone will follow the lineage of mother. The male becomes a kindred based on the marriage line. The kinship greeting words in Kerinci language in Gunung Raya sub-district based on the lineage consist of 25 greeting words, while the kinship greeting words in the Kerinci language in Gunung Raya sub-district based on the marriage line consist of 29 greeting words. Social factors that influence the form of kinship greeting words in Kerinci language in Gunung Raya sub-district are social distance, age, gender, social status, physical characteristics, and language contact. Keyword greeting words; Kerinci language; kinship; Gunung Raya sub-district I Gede Bagus Wisnu Bayu TemajaPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan aspek-aspek yang mempengaruhi sistem penamaan orang Bali. Dari beberapa penelitian terkait yang sebelumnya sudah dilaksanakan, fokus penelitian ini lebih kepada deskripsi sistem penamaan orang Bali secara umum. Penelitian ini merupakan kajian linguistik antropologi yang menitikberatkan pada hubungan aspek-aspek lingual dalam penamaan berkaitan dengan hubungannya secara kultural di dalam masyarakat Bali. Metodologi penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu 1 penyediaan data dengan menerapkan metode cakap dengan teknik rekam dan catat, serta metode studi pustaka; 2 analisis data melalui penerapan pendekatan kualitatif model interaktif; dan 3 penyajian data yaitu dengan memaparkan data secara informal, dan menggunakan tabel. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga aspek yang mempengaruhi sistem penamaan orang Bali, yaitu 1 jenis kelamin, 2 urutan kelahiran, dan 3 sistem kasta. Aspek tersebut memberikan gambaran tentang acuan penamaan orang Bali. Hasil dari penelitian ini mencerminkan aspek lingual sistem penamaan yang dipengaruhi aspek budaya sehingga merepresentasikan budaya Bali itu SalehPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sapaan kekerabatan yang digunakan dalam bahasa Banjar di Tembilahan, Riau. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalaui teknik wawancara dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan, dengan langkah-langkah mengklasifikasikan data menurut jenisnya, mendeskripsikan masing-masing sapaan, dan pemberian contoh sapaan pemadanan dalam kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk kata sapaan berdasarkan garis keturunan adalah abah, uwak laki, uwak bini, nanang, acik, abang, kakak, ading, anak, cucu, nenek laki, dan datuk. Sedangkan bentuk kata sapaan kekerabatan berdasarkan garis perkawinan adalah umak, abah mintuhak, umak mintuhak, nenek bini, nenek laki, nanang, acik, ulak, uwak, mantu, bini, laki, kakak ipar, abang ipar, dan ading ipar. Penelitian ini menyimpulkan ada dua bentuk sapaan kekerabatan dalam bahasa Banjar di Tembilahan, Riau, yaitu bentuk kata sapaan kekerabatan berdasarkan garis keturunan dan bentuk kata sapaan kekerabatan berdasarkan garis Kekerabatan Kepurusa di BaliI AsmarajayaMadeAsmarajaya, I Made. 2017. "Sistem Kekerabatan Kepurusa di Bali." Jurnal Advokasi FH Unmas Vol. 7 No. 1 September Makna dan Sejarah Kawitan di BaliInput BaliInput Bali. 2015. "Mengetahui Makna dan Sejarah Kawitan di Bali". diunduh pada tanggal 10 Mei 2018, Pukul Semantik Pronomina Persona dalam Sistem Sapaan Bahasa BaliI Ketut Agus KamajayaAdiKamajaya, I Ketut Agus Adi. 2014. "Struktur Semantik Pronomina Persona dalam Sistem Sapaan Bahasa Bali." Linguistika Vol. 21 Maret Bahasa dan Sikap BahasaHarimurti KridalaksanaKridalaksana, Harimurti. 1982. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta Nusa Linguistik Edisi Keempat. Jakarta Gramedia Pustaka UtamaHarimurti KridalaksanaKridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta Gramedia Pustaka Kata Sapaan Kekerabatan dalam Bahasa Melayu di Kepenghuluan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi RiauSariNikaDan ErmantoMuhammad NasutionIsmailSari, Nika, Ermanto, dan Nasution, Muhammad Ismail. 2013. "Sistem Kata Sapaan Kekerabatan dalam Bahasa Melayu di Kepenghuluan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau." Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1 No. 2 Maret dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara LinguistisSudaryantoSudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta Sanata Dharma University Press.
NamaKeturunan Purusa Bali (Soroh/Garis Keturunan Hindu)-SOROH BALI SILSILAH NAMA KETURUNAN PURUSA VERSI BALI. (diatas kawitan) maka kita tidak lagi disebut bapak, karena sudah menyatu dengan Tuhan (manifestasi Prajepati), yang artinya dijaman itu kita sudah diupacarai, sudah pasti dianggap kawitan luluhur atau Tuhan. Woh jadi tau deh
- Pada kesempatan ini akan dibagikan penulisan aksara Bali dari nama pelinggih, pura seperti Surya, Kawitan, Melanting, Kemulan dan lain sebagainya. Langsung saja dilihat di bawah ini penulisannya dalam aksara Latin Aksara Bali Arti Apit Lawang [✔] h pi tÞ w*, Balé [✔] b el, Balé Agung [✔] b el h gu*, Balé Bandung [✔] b el b nÑ¡*, Balé Bunder [✔] b el bu nÑ$ , Balé Kambang [✔] b el k mã* , Balé Gedé [✔] b elg ed, Balé Kulkul [✔] b el ku l¡ l/ , Balé Majalila [✔] b el m j lø l/ , Balé Malang [✔] b el ml* , Balé Mujur [✔] b el muju , Balé Mundak [✔] b el mu nÑ k/ , Balé Mandapa [✔] b el m nÑ p , Balé Manguntur [✔] b el m £u nÓ¡ , Balé Murda [✔] b el mU dÒ , Balé Ongkara [✔] b el O£or , Balé Pangambuhan [✔] b el p £ m¡ h n/ , Balé Pegat [✔] b el p g t/ , Balé Paselang [✔] b el p s l* , Balé Pelik [✔] b el p lø k/ , Balé Sakutus [✔] b el s ku tu s/ , Balé Salunglung [✔] b el s lu* lu* , Balé Sari [✔] b el sori , Balé Kembang Sirang [✔] b el k mã* si r* , Balé Sumangkirang [✔] b el ° su m £i r* , Balé Tegeh [✔] b el t g; , Balé Timbang [✔] b el tø mã* , Balé Wongkilas [✔] b el eWÿ £i l s/ , Betara [✔] v ªor, Betara Sangkara [✔] v ª or s \ r , Candi [✔] c xÒø , Candi Bentar[✔] c xÒø b nÓ , Candi Kurung [✔] c xÒø ku ru* , Catu mujung c tu mu ju*¾, Dalem [✔] d ò m/ , Darma [✔] Œ m , Dana Punia [✔] don pu xê, Déwa Buncing [✔] ed w bu ZÇ&ÿ¾¾, Déwa Hyang Putus [✔] ed w hê*¾ pu tu s/ ¾, Déwa Manik [✔] ed w m xø k/ , Déwa Kembar [✔] ed w k mã¾¾, Déwa Hyang [✔] ed w hê*, Déwa Hyang Anom [✔] ed w hê*¾ h eNÿ m/ ¾, Ganésa g en ´¾, Gunung Batur [✔] gu nu*¾ b tu¾, Gedong [✔] g eA*ÿ , Gedong Simpen [✔] g eA*ÿ si mæ n/ , Gunung Agung [✔] gu nu*¾ h gu*¾, Hyang [✔] hê* , Hyang Kompyang [✔] hê* eKÿ mæê* , Hyang Guru [✔] hê*¾ gu ru, Jero [✔] j eRÿ, Jero Nyoman j eRÿ eZÿo m n/ , Jero Luh j eRÿ lu ;¾ , Jro Pikul ejÉo pi ku l/ , Jro Pikul ejÉo pi ku l/ , Kemulan [✔] kmUln/, Kawitan [✔] k wi t n/ , Kayu Selem k yu s ò m/ ¾, Kerta Kawat k$¾ t k w t/ , Limas Catu [✔] lø m sÇ tu , Limas Sari [✔] lø m sŠori , Lumbung [✔] lu m¡*¾ , Manjangan Saluang [✔] m Zéÿ £ nŠ lÙ* , Manik [✔] m xø k/ , Melanting [✔] m l nÓ&¾, Maspahit m sæ hø t/ , Menjangan Seluang m Zéÿ \ n¾Š lu w*¾, Medal mdl/, Ngranjing £É Zéÿ&¾, Parhyangan [✔] p hê £ n/ , Pangaruman [✔] p £ rU m n/ , Piasan pê s n/, Pucak Sari pu c k¾Šo ri, Pasarén Sari p s er n¾Šo ri, Pulaki pu l kø, Pamuteran p mu t r n/ , Pegaluhan p g lu h n/ , Pabean p eb y n/ , Paibon p hø ebo n/ , Peraneman Kawitan p r n m n¾ wi t n/ , Peraneman Jajaran p r n m n¾é j r n/ , Pertiwi p$ tø wi¾, Pangrurah p \ɱ r ;¾¾, Padmasari p dß Sÿ ri, Patih Agung p tø ;¾ h gu*¾, Ratu Ngrurah [✔] r tu £É± r; , Pura Jebug Puncak Sari pu r j bu g¾æu ZÇÿ k¾Šori, Pesarén p s er n/ , Pitara/pitari t k×u, Penunggun Karang pnu \á¡ n¾ r*¾, Ratu Ngurah Jaksa r tu \u r ;¾ j k×, Sagara [✔] Sÿ g r , Sanggar [✔] s £á , - Sanggar Agung[✔] s £á h gu* , Sanggar Surya [✔] s £á sU y , Sanggar Tawang [✔] s £á t w* , Sanggar Tutuan [✔] s £á tu tÙ n/ , Sapta Patala [✔] s pÓ p t l, Surya [✔] sU y, Siwa Kemimitan ´ø w k mi mi t n/, Sri Rambut Sedana ´Éù r m¡ t¾Š d n, Tugu Karang tu gu k r*¾, Taksu [✔] t k×u, Ulun Danu [✔] hu lu nÑ nu, - -, Diupdate 3 Juni 2023 Tanda [✔] berarti sudah sesuai dengan penulisan pada kamus yang dikeluarkan oleh dinas kebudayaan. Tutorial Menggunakan Bali Simbar di Laptop/Komputer3 Aplikasi untuk Mengetik Aksara Bali di AndroidKumpulan Stiker Whatsapp Bahasa BaliDemikianlah postingan hari terkait dengan Penulisan Nama Pelinggih, Sanggah, Merajan, Pura Aksara Bali Surya, Kemulan, Kawitan, Pulaki, Melanting, Pabean, Paibon, LebuhJika ada pertanyaan silakan sampaikan pada kolom komentar atau bisa klik kontak yang ada di bawah iniInstagram bahasa_baliFacebook Belajar BahasaBaliYoutube Belajar BahasaBaliWhatsapp Belajar BahasaBaliSemoga bermanfaat, sampai jumpa dan terima kasih!aksara bali surya, penulisan nama pelinggih aksara bali, penulisan kemulan, kawitan dalam aksara bali, penulisan nama pelinggih dalam aksara bali lengkap
Nama Koran Nusa Bali Tipe: Koran Tanggal: 2020-12-04 Halaman: 03 Konten
News Sistem kasta Bali berasal dari kekeliruan dalam penerapan sistem warna yang berasal dari Veda. Pebriansyah Ariefana Rabu, 26 Mei 2021 1206 WIB Umat Hindu Kota Pekanbaru melaksanakan upacara Melasti dalam rangka menyambut Nyepi di Danau Buatan Rumbai, Kamis 11/3/2021. [Foto Riauonline] - Urutan nama Bali berdasarkan kasta. Ternyata untuk mengingat nama Bali dan kasta Bali tidak mudah. Kamu pasti punya teman dengan nama nama seperti Kadek, Ni Made, I Gusti, Wayan atau nama-nama lainnya yang identik dengan Bali. Pemberian nama tersebut tidak sembarangan. Dalam adat Bali seseorang memberikan nama nama yang diberikan berdasarkan sistem kasta pada zaman dahulu yang dimiliki oleh kedua orangtuan yang bersangkutan. Sistem kasta Bali berasal dari kekeliruan dalam penerapan sistem warna yang berasal dari Veda. Sistem kasta di Bali terbagi ke dalam Caturwangsa dan Triwangsa. Baca JugaUmmat Islam Jangan Lupa Salat Sunnah Gerhana Bulan Total, Ini Tata Caranya Dalam Caturwangsa sistem kasta ini terbagi lagi menjadi Brahmana, dianggap sebagai kasta tertinggi karena golongan ini keluar dari mulut Dewa Brahmana. Seperti pendeta dan pemimpin agamaKsatria, dituturkan keluar dari tangan dewa Brahma. Golongan ini terdiri dari raja, bangsawan, dan prajurit, yang tugasnya menjalankan keluar dari perut atau paha Dewa Brahma, yang terdiri dari keluar dari kaki Dewa Brahma, golongan ini dianggap yang terendah diantara ketiga golongan di atas. Golongan ini biasanya terdiri dari Merupakan sistem yang hanya mengambil tiga golongan tertinggi dari Caturwangsa. Nah, dari sistem Triwangsa inilah gelar yang melekat pada nama orang Bali di dapatkan secara turun-temurun serta ditentukan berlandaskan garis keturunan. Sistem kasta Bali Setelah mengetahui pembagian kasta di Bali, berikut ini merupakan penjelasan dari pemberian gelar nama-nama tersebut yang mana dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti nama keluarga, bentuk penghormatan, jenis kelamin serta urutan kelahiran. Baca JugaPemkab Mulai Susun RDTR Kawasan Bandara Baru di Buleleng Berdasarkan Jenis Kelamin Berita Terkait Semeton Dewata suporter Bali United menilai performaSpasojevic telah menurun. denpasar 1331 WIB Arema FC baru-baru ini kedatangan kiper baru Adixi Lenzivio sebagai pengganti Adilson Maringa yang hengkang ke Bali United. denpasar 0909 WIB Jelang tahun ajaran baru. Orang tua dan calon siswa sekolah menengah atas SMA di Denpasar denpasar 0816 WIB Bali United mengagendakan laga uji coba. bola 2220 WIB Hal ini membuat pelaku wisata bahari, dan nelayan, harus mengantisipasi potensi ketinggian gelombang laut itu. bali 1835 WIB News Terkini Kini, sebanyak 128 orang harus mengungsi ke tenda bantuan yang letaknya tak jauh dari lokasi kejadian. News 1723 WIB Polantas langsung mengejar hingga tiba di simpang Dewa Ruci. Namun para polisi ini sempat kehilangan jejak. News 1911 WIB Ia pun mengakui potensi tinggi kebakaran terjadi di bahu landasan pacu News 1838 WIB Dugaan akibat kebakaran gas itu menghanguskan puluhan rumah yang dihuni sekitar 60 kepala keluarga dengan luas 30 are. News 1805 WIB Selain sebagai model, Puteri Indonesia NTB yang masuk 15 besar ini juga hobi mendaki gunung. News 1620 WIB Direktur Utama RSUD Provinsi NTB Lalu Herman Mahaputra membenarkan adanya utang MGPA tersebut. News 1609 WIB Dalam selebaran tersebut berisi 12 kewajiban dan 8 larangan bagi turis asing selama berada di Bali. News 0754 WIB Menurut informasi, awal menghilangnya Evie ini terjadi pada Senin 29 Mei 2023 sekitar Pukul WITA. News 0743 WIB Hal ini dikemukakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG yang memprediksi adanya potensi cuaca ini News 1640 WIB ule ini sempat viral akibat videonya tersebar di media sosial dan menuai banyak hujatan. News 2049 WIB Selain mengganggu ketertiban umum, bule Inggris ini juga sudah melampaui kedaluwarsa izin tinggal di Indonesia. News 1839 WIB Dari sana Gagnon langsung diboyong menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. News 1817 WIB Informasi yang didapatkan kawanan copet tersebut beraksi dengan modus menjadi pengantar Jemaah. News 1619 WIB Hal ini karena ada bau busuk yang ditimbulkannya hingga menganggu warga setempat. News 1610 WIB Karena selama beroperasi, belum diketahui motif pelaku yang menyasar anak-anak. News 1508 WIB Tampilkan lebih banyak
Kitawarga bali, agama hindu. Kita satu, kenapa harus mau di bodoh bodohi dengan perpecahan seperti ini? Kita semua sama, sederajat. 2 versi yang pernah saya baca tentang kawitan dan kasta. 1. Yang di mulai dari Shri Nararya Kepakisan, yg menggunakan sistem kasta di bali untuk membedakan mana orang bali dan mana orang jawa, dan untuk menguatkan
Balinese kittens have dark noses, ears, feet and piercingly blue eyes. Their fur is as deep as it is soft. With a nature as adorable as their appearance, this is one cute kitty that is going to need a seriously special name. Today I’ll share dozens of ideas to inspire the perfect name for your pet. Contents Boys namesGirls namesCelebritiesNames from Bali Taking a cat home is one of the most special and magical things you’ll ever do. Sure, weddings are nice and the birth of your first child is kind of okay, but it doesn’t really compare, does it…?! That feeling you get when falling in love with a feline and making the decision to welcome them into your home is pretty much unrivalled. We’d do it every day if we could. Coming Up With Ideas It’s fun to get really creative when you are naming a pet, as long as you still pick something you’re going to want to repeat for years to come. I’ve found shorter names work well, with no more than three syllables at most. Make sure it’s a different sound to any other members of the family, and why not try to brainstorm things that are related to a topic or hobby that has meaning to you. We’ve had a little think of some nice-sounding names for male Balinese cats and come up with a list of some of our favorites. And here they are MirageSammyThailerShadowSatraSmokeyManaBoribunPrijaSudKlahanSam Handsome Ideas When you’ve got the best looking cat on the block, he needs a name to fit. What about these names to evoke a dapper looking gentleman? ManojCharlieOscarLeoMaxOllieMiloTobyJasperOswaldSimba Female Balinese Cat Names These gorgeous girls’ names span the ages, from traditional to modern. LilyDaisyLucyLuluMillieBellaRubyLarsOpalWhimsyNovaTopazSorayaVegaAstroJoniAryisNeptuneFelicityInfinitiDustySnickers Elegant Inspiration A fully grown female Balinese truly is one of the grand dames of the cat world. Here are some striking names to suit her PreciousCinnamonBaby BlueFlowerCocoBellaLunaMollyRajahKatanaMaleeZinniaWilaSarojJasmineGoldyLotusCocoRosieLolaTillyBonnie Famous Cats Famous cats can be found in countless books, TV shows and movies. So we’ve cobbled together a list of some of the most famous Balinese cats and Siamese cats since they share the same striking point colors. Koko – From The Cat Who… series of books by author Lilian Jackson BraunYum Yum – Another Siamese from The Cat Who… seriesSagwa – Taken from the children’s book Sagwa the Chinese Siamese CatTao – The amazing cat from the classic kids’ film The Incredible JourneyKit – The familiar’ cat from hit witchy TV show CharmedPyewacket – From the 1958 Kim Novak movie Bell, Book and CandleShun Gon – From, obviously, The Aristocats!DC – from the movie That Darn Cat, yet another Disney film with a Siamese cat in itSkippyjon/Skippy – The Siamese cat hero of the Skippyjon Jones booksSi – One of the cats in Lady and the TrampAm – The other Lady and the Tramp Siamese cats You could always substitute Si’ and Am’ for Ba’ and Li’ if you took on two Balinese kittens! Balinese Names A cat as regal and sophisticated as the Balinese deserves something a little special. Balinese cats take their name from Balinese dancers. The story goes that one of the first breeders of Long-Haired Siamese’ cats the forerunners of the Balinese breed thought the name too long and unwieldy. She thought her cats moved with the grace of Balinese dancers’, and so a new name stuck. And what better way to acknowledge your new friend’s namesakes, than with a name from Indonesia? Here are some common – and not so common – names for people in Bali. If languages aren’t your thing, and your worried about pronunciation, one of these short names could be right for you PutuGedeMadeDewaTutMayaKadeAriBaliAmanAryaImanAdiRiaKaliArtiCobinSitraKetutGustiDarmaKetutSudra If you’re after something a little more substantial, then why not consider one of these instead WayanKadekNengahNyomanKomangBalikAgungTjokordNyomanWesyaKsatriaBrahmanaPedjengSulastriSusilaTjokaGunturSantosoKiranaMarshanda The Best Balinese Cat Names Picking out the perfect name for your cat – Balinese or otherwise – is a very personal thing. Hopefully some of the names here have jumped out at you. If you think one could fit your cat, try it on for size. Roll it around your tongue a while, and try calling your cat the name a few times out loud. And let us know when you’ve found the right Balinese cat name for your pet! Where did you look for inspiration? What names did you choose? Let us know in the comments section below!
KataKawitan ini berasal dari bahasa sansekerta yaitu Wit yang artinya asal mula. Asal-usul manusia adalah Leluhur. Jadi, sesungguhnya setiap orang punya kawitan. Dan Kawitan merupakan pengingat asal atau ada pula yang mendefinisikan kawitan merupakan leluhur yang pertama kali datang di Bali atau lahir di Bali.
balimengetahui-makna-dan-sejarah-kawitan-di-bali Pukul 10.14 WIB. Kamajaya, I Ketut Agus Adi. 2014.
Setelahcukup lama tinggal di Bumi Mas, Ki Pangeran Bendesa Manik Mas mempersembahkan putrinya Gusti Nyoman Manik Mas Genitri kepada Danghyang Nirartha untuk dijadikan istri (lontar Bendesa Mas:72b). Dari perkawinan ini lahirlah seorang putra yang diberi nama Ida Bokcabe. Ni Berit putri yang dibawa dari Melanting-Pulaki dan Luh Petapan putri
C Bhatara Siwa adalah Esa, berada di mana-mana dengan nama-nama yang berbeda. Sebagaimana juga ajaran Veda dan Upanisad dengan jelas menyatakan Tuhan itu Esa, demikianlah pula dinyatakan dalam lontar-lontar tattwa di Bali. Perhatikanlah kutipan benkut (Jnanasiddhanta: 122) :
Kewajibanmasyarakat Bali untuk memuja Batara Hyang Gni Jaya di Lempuyang Luhur disebutkan dalam bhisama Hyang Gni Jaya yang tertulis dalam lontar Brahmanda Purana sebagai berikut: ''Wastu kita wong Bali, yan kita lali ring kahyangan, tan bakti kita ngedasa temuang sapisan, ring kahyangan ira Hyang Agni Jaya, moga-moga kita tan dadi jadma, wastu kita ping tiga kena saupa drawa.''
. 13az8lqw5b.pages.dev/62113az8lqw5b.pages.dev/66913az8lqw5b.pages.dev/3913az8lqw5b.pages.dev/67813az8lqw5b.pages.dev/61713az8lqw5b.pages.dev/76513az8lqw5b.pages.dev/7713az8lqw5b.pages.dev/36413az8lqw5b.pages.dev/79913az8lqw5b.pages.dev/51913az8lqw5b.pages.dev/9713az8lqw5b.pages.dev/28213az8lqw5b.pages.dev/75113az8lqw5b.pages.dev/73413az8lqw5b.pages.dev/516
nama nama kawitan di bali